Sukses

Demokrat: PKS Tolak BBM Naik, Konsekuensinya Lihat Nanti

Menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah, PKS dinilai tengah mencari perhatian publik.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai hanya mencari sensasi dengan menolak kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Apalagi PKS tidak hadir pada rapat pembahasan kenaikan harga BBM dan kompensasinya pada 4 Juni lalu.

Namun, sikap keras itu tidak serta-merta membuat PKS dikeluarkan dari koalisi. Sekretariat Gabungan (Setgab) Koalisi masih akan membicarakan posisi PKS dalam koalisi partai pendukung pemerintah.

"PKS itu khusus, harus khusus. Soal konsekuensi, kami lihat nanti," ujar Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat EE Mangindaan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (7/6/2013).

"Nanti Setgab, Pak Syarief (Syarief Hasan) sebagai pimpinan. Sebenarnya kami bilang, apa tujuannya menolak, kalau belum jelas, jelaskan dulu sama masyarakat," ujarnya.

Menurut Mangindaan, langkah pemerintah untuk menaikkan harga BBM sudah tepat. Apalagi pemerintah tak cuma menaikkan harga BBM, tapi juga menyiapkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).

"Jadi kami harus berikan komentar kalau menaikkan harga BBM itu menyelamatkan. Dan kami perhatikan, perlindungan sosialnya akibat kenaikan harga BBM, pasti ada kenaikan-kenaikan. Terutama si miskin itu diperhatikan semua, ada raskin, BLSM, beasiswa, itu sudah disiapkan," pungkas Mangindaan. (Ndy/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini