Sukses

Malangnya Imam, Koma 17 Bulan Setelah Ditabrak

Setelah anaknya yang berusia 18 tahun mengalami koma selama 17 bulan, akibat kecelakaan lalu lintas.

Sebuah musibah yang tidak pernah dibayangkan menimpa keluarga kurang mampu asal Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Setelah anaknya yang berusia 18 tahun mengalami koma selama 17 bulan, akibat kecelakaan lalu lintas.

Informasi yang dihimpun Liputan 6 SCTV, Kamis (6/6/2013), keluarga Sutrisno hanya bisa berharap sang penabrak dapat menjenguk anaknya yang koma, sembari menunggu adanya mukjizat untuk kesembuhan anak mereka.

Di dalam sebuah kamar berukuran 3 X 3 meter di Desa Nyatnyono, pemuda bernama Choirul Imam itu tinggal dan menghabiskan waktunya tergolek tak berdaya diatas kasur tanpa tempat tidur ditemani sang ayah Sutrisno dan ibunya, Siti Romlah.

Sudah 17 bulan ini Choirul Imam mengalami koma, dan baru 1 minggu ini ia bisa membuka matanya. Untuk kebutuhan asupan makanan dan minuman, pemuda yang akrab disapa Imam pun harus menggunakan selang yang masuk melalui hidung.

Terbukanya mata Imam, merupakan suatu perkembangan pesat meski Imam masih mengalami kelumpuhan total. Awal musibah yang menimpa keluarga Sutrisno dan istrinya Siti Romlah, berawal dari kecelakaan lalu lintas yang dialami oleh Imam pada 18 Februari 2012.

Sejak kejadian itulah Imam tak sadarkan diri, meski telah dioperasi pada bagian kepalanya karena mengalami pendarahan otak. Sedangkan sang penabrak hingga kini belum pernah menjenguk Imam, apa lagi bertanggung jawab memberi bantuan biaya pengobatan. Karena si penabrak langsung melarikan diri setelah menabrak Imam.

Meski berasal dari keluarga tidak mampu dan hanya mengandalkan berjualan cilok atau bakso ojek keliling sebagai sumber penghasilan, namun keluarga ini tetap mengutamakan kesembuhan Imam melalui berbagai cara. Tagihan uang ratusan juta yang menanti di depan mata, karena mahalnya biaya operasi dan perawatan di rumah sakit pun tak mereka pikirkan lagi.

Bantuan

Diawal keluarga mereka mengalami musibah kecelakaan, dengan bantuan para saudara dan sejumlah donatur perlahan keluarga ini bisa menutup biaya perawatan Imam. Namun kondisi Imam yang belum sadar hingga kini, membuat Sutrisno masih terus membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit.

"Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dan biaya perawatan, saya berjualan cilok atau bakso ojek keliling yang menjadi sumber penghasilan utama. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pengobatan Imam, saya pun harus mendapatkan minimal uang Rp 100 ribu per harinya. Itupun dengan catatan tidak boleh libur satu hari pun, meski badan sedang sakit," kata Sutrisno, ayah korban.

Bagi Sutrisno, bertemu dengan sang penabrak menjadi harapan yang besar. Karena siapa tahu dengan berkunjungnya sang penabrak akan ada munjizat yang terjadi hingga anaknya bisa sembuh.

Selain itu, Sutrisno dan keluarganya juga berharap ada bantuan dari pemerintah ataupun dari donatur. Karena hingga saat ini biaya obat Imam agar tetap bertahan hidup tidak murah. Karena dalam sebulan mereka harus mengeluarkan uang minimal Rp 1 juta untuk pengobatan. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini