Sukses

Prabowo: Soekarno dan Soeharto Punya Peninggalan, Sekarang?

Menurut Prabowo, kehidupan rakyat saat ini tidak jauh lebih baik dari masa pemerintahan masa lalu.

Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto menyentil pemerintah Indonesia saat ini. Mantan Komandan Jenderal Korps Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD ini membandingkan pemerintahan saat ini dengan masa pemerintahan sebelumnya.

"Kita lihat Bung Karno. Dia sudah pergi, tapi siapa yang tidak tahu peninggalannya, warisannya ada. Ada IPB, ITB, Krakatau Steel dan masih banyak lagi," tutur Prabowo di Jakarta, Kamis (30/5/2013).

Tak hanya itu, Prabowo juga membandingkan pemerintahan saat ini dengan masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Dia yakin jika Soeharto masih hidup, maka rakyat akan tetap memilihnya sebagai presiden.

"Pak Harto dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dia otoriter, tapi lihat yang Beliau tinggalkan. Saya yakin kalau rakyat ditanya jika Pak Harto masih fit, mungkin Beliau terpilih jadi presiden," ujarnya.

Prabowo mengatakan, perbandingan itu diungkapkan bukan untuk menyalahkan siapa-siapa. Dia mengaku yang diucapkan itu merupakan fakta yang ada di lapangan.

Menurut dia, setelah masa kepemimpinan Soekarno maupun Soeharto itu, memang pemerintahan dijalankan dengan sistem demokrasi. Namun apa yang terjadi, ternyata rakyat tidak bertambah makmur atau sejahtera.

"Semua ingin berjalan dalam politik demokrasi. Tapi setelah ini berjalan, kedaulatan ekonomi dalam politik demokrasi ternyata meleset. Ini setelah kita hitung-hitung, ternyata kita sadar, sistem ekonomi tidak membawa kemakmuran buat bangsa kita. Seolah-olah kita menjadi tamu di negeri kita sendiri, kita menjadi penumpang," katanya.

Prabowo menjadi pembicara utama merayakan Hari Kebangkitan Nasional yang diselenggarakan asosiasi dosen di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat. Mantan menantu Soeharto tersebut membawakan pidato berjudul 'Masa Depan Indonesia Bunga Rampai Tantangan Bangsa'.

Dalam kesempatan ini pula, Prabowo menegaskan tidak akan mundur sebagai calon presiden yang diusung partai binaannya. "Saya akan tetap maju. Masa tidak maju kalau didukung rakyat. Kita semua berdasarkan dukungan rakyat," ujarnya.

Menanggapi popularitas Jokowi, purnawirawan letnan jenderal ini ini menyerahkan semuanya kepada rakyat Indonesia. "Biar rakyat yang akan memutuskan," tutup Prabowo.

Hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) memang menunjukkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi menjadi top of mind warga Indonesia dalam bursa capres dengan 28,6 persen. Angka tersebut mengalahkan elektabilitas Prabowo 15,6 persen. (Eks/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.