Sukses

Menag Imbau Umat Islam dan Buddha Arif Soal Kekerasan di Myanmar

"Kita semua tidak setuju dan menyesalkan setiap tindakan kekerasan dan anarkhisme, apalagi dihubungkan dengan sebuah keyakinan agama."

Menteri Agama Suryadharma Ali mengimbau seluruh umat beragama, khususnya Islam dan Buddha,hendaknya dapat menyikapi dengan arif dan bijaksana menanggapi isu Rohingya Myanmar belakangan ini.

"Sebagai umat yang religius, bangsa Indonesia tidak setuju dan menyesalkan setiap tindakan kekerasan dan anarkhisme, kata Menteri Agama Suryadharma Ali ketika memberikan sambutan pada peringatan Waisak 2557 BE/2013 di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu malam (25/5/2013).
 
Menteri Agama Suryadharma Ali mengajak untuk menumbuhkembangkan toleransi dan saling menghargai antar-pemeluk agama. Dalam menyelesaikan berbagai persoalan antar-umat, perlu dibudayakan dialog-dialog konstruktif dan kerja sama yang erat. Jauhkan prasangka tidak produktif yang dapat merenggangkan hubungan.

"Kita semua tidak setuju dan menyesalkan setiap tindakan kekerasan dan anarkhisme, apalagi dihubungkan dengan sebuah keyakinan agama," ia menegaskan.
 
Menteri Agama menambahkan, dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, hal penting yang perlu ditumbuhkembangkan saat ini adalah bagaimana setiap umat benar-benar menghayati dan mengimplementasikan ajaran agama.

Terlebih, katanya, dalam kaitannya dengan pembinaan nilai-nilai moral sebagai unsur mutlak pembangunan karakter bangsa.

 Tema Waisak Nasional Umat Buddha Indonesia 2013, yakni "Dengan Semangat Waisak Kita Tingkatkan Kesadaran untuk Terus Berbuat Kebajikan", menurut Suryadharma Ali, relevan di tengah upaya bangsa Indonesia untuk terus menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan kebajikan, serta mewujudkan kehidupan yang harmonis.
 
"Apa yang dimuliakan oleh agama seharusnya kita hormati. Dengan toleransi, akan terjalin kehidupan yang rukun, dan penuh sikap hormat menghormati di antara satu dengan yang lain," ia mengingatkan.
   
Apalagi, setiap agama, menurut Menag, mengajarkan nilai-nilai kebajikan, keutamaan, kesempurnaan dan kedamaian.

Perayaan ritual Waisak berlangsung sejak Sabtu (25/5) Pukul 09.00 diawali Detik-Detik Waisak 2557 BE di Candi Mendut, renungan oleh bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira, tuntunan sebelum meditasi oleh bhiku Wongsin Labhiko Mahathera. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini