Dirut RS Admira: Kami Tak Mundur dari KJS, Cuma Pause

Direktur Utama Rumah Sakit Admira, Jakarta Timur, Chairulsjah Sjahruddin mengklarifikasi bahwa pihaknya tidak mundur dari program Kartu Jakarta Sehat (KJS). Namun, RS Admira mengakui masih menahan diri untuk mengikuti sistem Indonesia Case Based Group (INA CBGs) yang ditawarkan Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS).

"Pada saat diubah jadi sistem INA CBGs, kami sebenarnya tidak mundur. Saya tegaskan, Admira tidak pernah tulis tidak masuk sistem INA CBGs! Jadi saya ingin tegaskan kita tidak mundur dari KJS, cuma pause," ujar Chairul pada Rapat Dengar Pendapat dengan Pimpinan 16 Rumah Sakit bersama Komisi E di ruang rapat DPRD DKI, Kamis (23/5/2013).

Dia mengakui, RS Admira sangat mendukung program KJS, terbukti pihaknya sudah melayani ratusan pasien dengan surat keterangan tidak mampu (SKTM) sejak 26 Januari 2012. Namun, ketika sistem berubah menjadi INA CBGs, rumah sakit yang baru berjalan 2 tahun tersebut, menurut Chairul, merasa tidak sanggup.

"Kita baru mulai 2 tahun, masih bergulat berdiri tegak, langsung dapat kayak gini (INA CBGs), bagaimana kita bisa bayar segala macam? Kita tidak mundur, tetap melayani. Sementara, RS kami tidak pakai kelas. Hanya ada 1 tempat tidur dan 2 tempat tidur. Tidak ada kelas," paparnya.

Sebelumnya, sempat dikabarkan terdapat 16 RS swasta yang mundur dari program KJS. Di antaranya, RS Thamrin, RS Admira RS Bunda Suci, RS Mulya Sari, RS Satya Negara, RS Paru Firdaus, RS Islam Sukapura, RS Husada, RS Sumber Waras, RS Suka Mulya, RS Port Medical, RS Puri Mandiri Kedoya, RS Tria Dipa, RS JMC, RS Mediros, dan RS Restu Mulya. Namun, hanya 2 RS yang kini sudah resmi mundur, yaitu RS Admira dan RS Thamrin. (Mut)