Sukses

[VIDEO] Pasien Miskin Berharap RS di Jakarta Tetap Layani KJS

Ya Alhamdulillah sih katanya semua biaya enggak ada. Ya Alhamdulillah kalau KJS benar-benar menanggungnya," orang tua peserta KJS, Ita.

Pelayanan kesehatan dibutuhkan setiap orang yang sakit, tidak terkecuali bagi kaum miskin. namun siapa sangka butuh waktu dan proses yang panjang untuk sekedar menemui sang dokter. Berikut penuturan pasien dan orang tua peserta Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang berobat ke rumah sakit.

Pantauan Liputan 6 SCTV, Rabu (22/5/2013), dibalik keceriaannya, bocah Neyla yang berusia 5,5 tahun itu menderita penyakit Hernia. Penyakit inilah yang memaksa Neyla dan orang tuanya berobat ke RSUD Tarakan. Besarnya biaya pengobatan termasuk operasi yang tak mungkin dijangkau mendorong orang tua Neyla mendaftarkan diri sebagai pasien program Kartu Jakarta Sehat atau KJS.

Setelah 7 Jam menunggu giliran sejak mengambil nomor dan mengantri sebelum subuh, akhirnya Neyla bisa bertemu dengan dokter. Setelah berkonsultasi, sang dokter anak itu kemudian merujuknya ke dokter bedah. Orang tua Neyla pun bersyukur meski bersusah payah mengantri, ia tidak harus mengeluarkan uang.

"Cuma KK, fotokopi KTP suami saya sama akta kelahiran sdam asurat rujukan dari Puskesmas. Dah itu aja. Ya Alhamdulillah sih katanya semua biaya enggak ada. Ya Alhamdulillah kalau KJS benar-benar menanggungnya," orang tua Neyla, Ita.

Keputusan mundurnya 16 rumah sakit dari layanan Program KJS tentu memicu kekecewaan Neyla dan para pasien miskin lainnya. Entah bagaimana jadinya nasib pasien miskin jika rumah sakit lebih memilih melayani pasien berdompet tebal saja. Namun kekecewan Neyla dan warga miskin pemegang Kartu KJS tampaknya akan segera berakhir.

"Yang 14 (rumah sakit) sudah balik lagi (ikut KJS), yang 2 (mundur) nanti didekatin lagi. Yang kemarin 14 saya panggil buktinya balik lagi kok," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati.

"Itu berita yang tidak benar RS Husada sampai detik ini masih melayani pasien-pasien (peserta) KJS. Tidak ada pernah kami menolak klien KJS. Nanti RS kami menegakkan aturan-aturan main program KJS ini," kata Direktur Utama RS Husada dr. Tedhy Djaja Ateng membantah isu yang menybutkan RS yang dipimpinnya mundur dari KJS.

Sebelumnya dikabarkan, 16 rumah sakit di Ibukota menyatakan mundur dari program layanan KJS. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI 2 rumah sakit menyatakan resmi mundur dari program itu yaitu Rumah Sakit Thamrin di Jakarta Pusat dan RS Admira di Jakarta Timur.

Meski demikian, dari 14 rumah sakit yang menyampaikan secara lisan beberapa diantaranya membantah. RS Port Medical di Jakarta Utara menyatakan sejauh ini masih melayani pasien Program KJS seperti biasa. Begitu pula RS RS Puri Mandiri Kedoya, Jakarta Barat. Namun, RS ini menyatakan hanya membatasi pasien ICU, NICU dan rawat jalan. (Adi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini