Sukses

Didera Korupsi, PKS Rangkai Puisi 'Badai Pasti Berlalu'

PKS menuliskan puisi Badai Pasti Berlalu, sebagai interpretasi dari persoalan yang menyeret mantan presidennya, Luthfi Hasan Ishaaq dalam kasus korupsi impor daging sapi.

Beberapa bulan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus-terusan didera kasus korupsi impor daging sapi hingga menyeret mantan Presidennya, Luthfi Hasan Ishaaq. PKS pun menuliskan puisi, sebagai interpretasi dari badai yang merundungnya selama ini.

Puisi ditulis Juru Bicara PKS Mardani Ali Sera. Berikut, puisi yang bertajuk "Badai Pasti Berlalu" karya anggota Komisi I DPR itu:

Manusia itu seperti sebuah buku
Halaman depan adalah saat lahir
Halaman belakang adalah saat kematian
Tiap-tiap lembaran adalah tiap-tiap hari dalam kehidupan yang kita lakukan

Sekali tertulis, tidak akan bisa diubah kembali
Tetapi, seburuk apapun halaman sebelumnya, masih tersedia halaman selanjutnya yang Putih dan Bersih

Maka tulislah buku tersebut dengan hal-hal yang baik. Sehingga buku itu menjadi peninggalan indah kita.

Ketika dimintai konfirmasi, apa interpretasi dari puisi karyanya, Mardani menjelaskan puisi dapat memiliki banyak arti, atau multitafsir. Namun, dia menulisnya di tengah badai menghantam PKS.

"Itu tentang badai pasti berlalu," ujar Mardani di ruangan Fraksi PKS di Gedung Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/5/2013).

Luthfi ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus dugaan suap impor daging sapi. Luthfi dijerat pasal 12 a atau b, pasal 5 ayat 2 atau pasal 11 UU No 31 tahun 1999.

3 Tersangka lain adalah Ahmad Fathanah yang disebut sebagai orang dekat Luthfi serta Direktur PT Indoguna Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi. (Ais/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.