Sukses

Romo Magnis Protes Award SBY, Dipo Alam: Pengamatannya Dangkal

Pemerintah menilai protes dari Romo Franz Magnis kurang tepat dan tidak patut. Sebab penghargaan itu diberikan bukan karena diminta pemerintah atau Presiden.

Romo Franz Magnis Suseno memprotes rencana pemberian penghargaan World Statesman Award dari Appeal for Conscience Foundation (ACF) kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, pemerintah menilai protes itu kurang tepat dan tidak patut. Sebab penghargaan itu diberikan bukan karena diminta pemerintah atau Presiden.

"Yang jelas Indonesia atau Presiden pribadi selama ini tidak pernah meminta-minta, kita tidak ada itu meminta-minta," tegas Sekretaris Kabinet Dipo Alam saat ditemui di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/5/2013).

Dipo mengaku heran seolah-olah yang memiliki pemikiran lintas agama itu hanya kelompok Magnis Suseno. "Saya tidak setuju, tapi hak dia untuk menulis, silakan saja. Apakah itu akan didengar oleh pemberi penghargaan, ya terserah juga," ujar dia.

Diakui Dipo, ada beberapa masalah di ruang lingkup kehidupan beragama yang terjadi, seperti Ahmadiyah atau kasus Gereja Yasmin. Tapi itu hanya sedikit jika dibandingkan dengan luas wilayah Indonesia serta 250 juta penduduknya.

"Jangan hanya dilihat yang di televisi, ada bakar-bakaran, itu terjadi juga di beberapa negara. Saya kira pengamatan Pak Magnis itu dengan mata dangkal, melihat Indonesia itu hanya yang ada di televisi," imbuh Dipo.

Sebagai negara demokrasi, lanjut Dipo, urusan kehidupan bermasyarakat tak semuanya dipegang pemerintah pusat, tapi juga diserahkan ke daerah. Dan Presiden sudah mengimbau kepala daerah untuk memperhatikan masalah-masalah keagamaan, termasuk dengan mengeluarkan SKB 3 Menteri.

"Jadi saya sangat sesalkan pernyataan Magnis Suseno itu, kurang tepatlah, seolah dia saja yang punya lintas agama, harus minta izin ke dia," tukas Dipo.

Pemberian penghargaan World Statesman Award dari ACF kepada Presiden SBY adalah atas jasa-jasanya meningkatkan perdamaian, toleransi beragama, dan menyelesaikan konflik antaretnik. Penghargaan akan diberikan pendiri AFC, Rabbi Arthur Schneier, dalam suatu acara bertajuk '2013 Special Awards Dinner' di New York, Amerika Serikat, pada Kamis 30 Mei.

Dalam surat protesnya kepada AFC, Romo Magnis mengatakan pemberian penghargaan itu hanya akan membuat malu AFC. Sebab selama masa kepemimpinan SBY, toleransi beragama jauh berkurang. Selain itu, kaum minoritas di Indonesia hidup dalam kondisi tertekan. (Ais/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.