Sukses

[VIDEO] 17 Tahun Liputan 6 SCTV, Tegar Dalam Suka Duka

Selama 17 tahun berkecimpung dalam dunia jurnalitik, banyak suka duka yang dirasakan Liputan 6 SCTV. Apa saja dan bagaimana?

20 Mei boleh jadi bukan hari bersejarah bagi siapa pun. Tapi tidak demikian untuk SCTV. Pada tanggal itu, tahun 1996 memiliki makna yang besar. Sebab itulah momen penting ketika program berita Liputan 6 mulai lahir.

Sejak itu hingga kini, Liputan 6 tumbuh dan terus menyapa banyak orang di layar kaca menjadi saksi mata serangkaian peristiwa, baik di dalam maupun luar negeri. Ini tentu bukan perjalanan mudah. Selama 17 tahun siaran, Liputan 6 merekam begitu banyak peristiwa suka dan duka, termasuk ketika kesedihan harus dialami kru sendiri.

Kematian Yance & Guntur

Setelah Liputan 6 berusia 1,4 tahun, tepatnya pada 27 September 1997, 2 kru berita Ferdinandus Sius dan Yance Iskandar tewas dalam kecelakaan pesawat di Desa Buah Nabar, Sibolangit, Sumatera Utara. Ruang redaksi larut dalam duka ketika peti jenazah mereka disemayamkan.

Peristiwa itu terjadi saat pesawat Garuda Air Bus 300 dengan nomor penerbangan GA 152 yang mereka tumpangi terhempas dari langit Sibolangit. Ferdinandu Sius dan Yance yang duduk di kursi 23E dan 23F tak terselamatkan bersama 234 penumpang lain termasuk awak pesawat. Keduanya pun gugur saat hendak meliput bencana asap dan kebakaran hutan.

10 Tahun kemudian, pada Minggu 25 Februari 2007 lalu, kami juga kehilangan juru kamera Muhamad Guntur Syaifullah. Mas Guntur, begitu kru liputan menyapa, tewas setelah bangkai Kapal Motor Levina I yang terbakar 3 hari sebelumnya di Muara Gembong, Bekasi, tenggelam ketika serombongan wartawan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi, dan Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri datang melihat-lihat.

Sebelum kapal tenggelam, Guntur tengah mengambil visual. Dedikasinya terlihat saat dia mencoba lebih menyelamatkan kamera di tangan ketimbang nyawanya sendiri.

Jenazah Guntur ditemukan di Pantai Ardam, Muara Mati. Berjarak 2,5 mil dari lokasi karamnya Kapal Levina atau sekitar 6 mil dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Guntur pergi meninggalkan seorang istri dan 3 anak.

Albert Kuhon Dipukul

Kru Liputan 6 juga kerap menelan risko terluka saat bertugas di lapangan. Situasi sulit pada kampanye putaran terakhir pro-otonomi jajak pendapat Timor Timur pada Agustus 1999 menggiring Albert Kuhon ke dalam wilayah berbahaya.

Di sela konflik horisontal yang meruyak, Kuhon yang tengah berjalan menenteng kamera tiba-tiba diterjang dari belakang. Bersama sejumlah wartawan, Kuhon juga sempat ditodong pistol dan dan diancam ditusuk pisau oleh beberapa pemuda di Desa Becora, Dilli.

Bahkan dokumen video kru Liputan 6 dirampas di depan mata aparat keamanan yang membatu saat peristiwa terjadi. Gambar terpaksa diberikan karena sang perampas menempelkan badik di perut kru berita yang memiliki aktual, tajam, dan terpercaya ini.

Dan masih ada lagi sejumlah jurnalis Liputan 6 SCTV yang memiliki suka duka saat meliput berita. Siapa sajakah mereka? Untuk lebih lengkapnya, saksikan video Potret Suka Duka Dalam Liputan 6 SCTV di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.