Sukses

Ratusan Keluarga Pejuang Kumpul Kritisi Politik Tanah Air

Bagi Mantan Menteri Sosial Inten Soeweno selaku Ketua IKP menilai sejatinya politik bekerja untuk kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.

Ratusan para perintis dan pejuang kemerdekaan dari Ikatan Keluarga Pejuang (IKP) mengkritisi perkembangan politik di Tanah Air. Bagi Mantan Menteri Sosial Inten Soeweno selaku Ketua IKP menilai sejatinya politik bekerja untuk kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Para pendiri bangsa sukses menghapus ego kedaerahan dan perpecahan dengan semangat mendirikan NKRI.

"Nilai-nilai kejuangan, merupakan sebuah keniscayaan lahirnya generasi bermoral dan bermental kebangsaan bagi tatanan Indonesia baru," kata Inten Soeweno di acara IKP di Gedung Konvensi TMPN Kalibata, Jakarta, Minggu (20/5/2013).

Ia menjelaskan pada awal perjuangan, semangat kedaerahan menjadi perekat semangat kemerdekaan. Artinya, perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) bukan pemicu pertikaian, permusuhan dan menebar kebencian. "Melainkan saling menguatkan antar anak bangsa demi satu cita-cita, yaitu kemerdekaan," singkat dia.

IKP kata Inten merasa miris melihat kehidupan di kota-kota besar saat ini. Seperti Jakarta yang menjadi pusat ekonomi saat ini menjadi potret pertikaian antarwakil rakyat, konflik sosial dari beragam latar etnis dan budaya.

"Bisa saja semua itu melemahkan integritas dan identitas bangsa. Makanya, pertemuan IKP ini memiliki posisi sangat strategis," ujar dia. Inten menegaskan pertemuan IKP saat ini mencoba untuk membuka cakrawala bahwa negeri ini harus kembali membangun dan menguatkan nilai-nilai kejuangan, sebagai pilihan perajut semangat kebangsaan yang telah luntur.

"Jika nilai nilai kejuangan luntur dan hilang. Maka, jiwa bangsa bisa sakit, generasi muda terjajah dan cita-cita memakmurkan tidak tercapai," kata dia.

Inten melihat bagi para pejuang dan perintis kemerdekaan bisa menjadi kekuatan untuk membangun platform Indonesia melalui pengalaman dan perjuangan mereka di masa lampau.

"Terjalinnya komunikasi lintas generasi yang santun, tepo seliro tanpa batas SARA dan kepentingan. Bisa menjadi jembatan untuk membangun bangsa berkarakter dan cinta tanah air," pungkasnya. (Edo/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini