Sukses

Hindari Konflik Kepentingan, IPW: KPK yang Usut Aiptu Labora

Untuk menghindari konflik kepentingan dalam menangani kasus Aiptu Labora Sitorus, IPW mengimbau agar kasus itu diserahkan ke KPK.

Berdasarkan temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terdapat rekening mencurigakan milik tersangka Aiptu Labora Sitorus yang diduga berasal dari bisnis BBM dan illegal logging.

Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, sah-sah saja bila Labora membantah semua tuduhan tersebut. "Itu haknya. Yang jelas PPATK menemukan fakta transaksi yang mencurigakan di rekeningnya," katanya di Jakarta, Sabtu (18/5/2013).

Neta menuturkan, jika itu bisnis BBM yang dikelola PT Seno Adi Wijaya (SAW) dan kayu lewat PT Routa itu milik istri Labora. Seharusnya transaksi keuangan dari 2 bisnis itu masuk ke rekning istrinya. "Bukan ke rekening LS sebagai anggota polisi," ujarnya.

Dia khawatir, kasus yang sedang ditangani Polda Papua ini terdapat conflict of interest atau konflik kepentingan. Mengingat, Labora masih aktif sebagai anggota Polres Raja Ampat.

Untuk itu, kata Neta, lebih baik kasus tersebut dilimpahkan ke KPK. Demi menghindari konflik kepentingan.

"KPK yang harus mengusutnya agar tuntas dan transparan tentang asal-usul maupun aliran dana di rekening tersebut. Bagaimana pun KPK tidak punya konflik kepentingan, sehingga akan lebih netral hasil pemeriksaannya," ucapnya.

Sebelumnya PPATK melaporkan kepada Polri terkait ditemukannya transaksi keuangan mencurigakan yang menyangkut Labora. Laporan PPATK menyebutkan, transaksi keuangan itu merupakan akumulasi dari tahun 2007 hingga 2012 senilai Rp 1,5 triliun.

Labora dijerat dengan Undang-Undang (UU) Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, UU No 2/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, serta terkait rekening yang dicurigai dengan UU No 25/2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.

Kasus bisnis BBM dan kayu ini pun sebelumnya telah diselidiki pada Maret lalu oleh Polda Papua. Saat itu, telah disita 1.500 batang kayu dan 5 kapal tanker bermuatan BBM. Setelah rekening itu mencuat, Polda Papua melakukan penyidikan mendalam terhadap dugaan bisnis ilegal tersebut.

Kepolisian kemudian melakukan pengecekan terhadap kasus dugaan bisnis BBM dan kayu ilegal di Sorong itu. Ternyata, transaksi bisnis tersebut terkait dengan rekening Labora. Labora pun diduga terkait juga dengan sekitar 60 perusahaan lainnya yang saat ini masih ditelusuri. (Frd/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.