Sukses

Komisioner Komnas HAM: Saya Naik KRL, Ahok Jangan Sewot!

Buntut dari sindiran yang dilontarkan Wagub DKI Jakarta Ahok, Komisioner Komnas HAM Siane Indriani merasa tersinggung. Ia tak pernah menggunakan mobil.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menyinggung persoalan internal Komnas HAM yang 'rebutan mobil Camry'. Komisioner Komnas HAM Siane Indriani pun merasa tersinggung.

Saking geramnya, Siane menegaskan, dirinya tak pernah menggunakan mobil. Apalagi mobil dinas seperti Camry.

"Sejak saya jadi komisioner, saya lebih suka naik KRL Commuter Line untuk pulang-pergi dari rumah saya di Bintaro," ujar Siane ketika berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (17/5/2013).

Ahok bahkan menyuruh Komisioner Komnas HAM untuk naik bus TransJakarta, ketimbang berebutan mobil Toyota Camry. Siane menimpali, dirinya juga pernah mencipipi naik moda transportasi massal yang sudah dicanangkan sejak era Sutiyoso masih menjabat Gubernur DKI Jakarta itu.

Karena itu, kata Siane, Ahok tak perlu ribet mengurusi moda transportasi apa yang digunakan para Komisioner Komnas HAM. "Saya sering juga naik Transjakarta. Jadi Ahok enggak usah sewot hadapi Komnas HAM. Kita biasa menangani korban-korban pelanggaran HAM yang rata-rata miskin dan tidak berdaya. Kalau mau mencari kenikmatan kita tidak akan mau masuk Komnas HAM," ucap Siane.

Ahok mengaku heran terhadap sikap Komnas HAM membela warga Waduk Pluit yang menolak digusur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dia menduga pengusaha yang membangun gedung usaha di kawasan bantaran Waduk Pluit lah yang membekingi penduduk yang menyewa lahan kepada warga untuk dihuni. Hal itu guna menjaga agar lahan tersebut tetap mereka kuasai.

"Makanya saya bilang, Komnas HAM mau bela ini? Bela orang (pengusaha) seperti ini? Saya meragukan HAM itu apa?" ujar Ahok di Balaikota, Jakarta.

Konflik Camry

Rebutan Camry yang dimaksud Ahok merujuk pada konflik internal Komnas HAM pada Februari lalu. Ketua Komnas HAM Otto Nur Abdullah mundur dari jabatan. Padahal sedianya memimpin hingga Agustus. Pemicunya, diberlakukan tata tertib baru yang mengatur masa jabatan Ketua Komnas HAM hanya 1 tahun. Sebelumnya selama 2,5 tahun.

Anggota Komisi III DPR Ahmad Yani menilai konflik yang terjadi di dalam internal Komnas HAM sangat memalukan. Apalagi dipicu berebutan fasilitas yang didapat Ketua Komnas HAM.

"Jadi itu sangat memalukan betul. Ini urusan mobil Camry, hanya berebut fasilitas protokoler saja," ungkap Yani pada Senin 11 Februari lalu.

Menurut politisi PPP ini, seharusnya anggota Komnas HAM bisa bekerja maksimal tanpa harus menjadi seorang ketua. "Kalau ribut terus, kami akan cabut saja mandatnya dan kita pilih yang baru lagi," tukas Yani.(Ais/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini