Sukses

Rekening Gendut Aiptu Labora Sitorus Diblokir

Saat membuka rekening, Sitorus memalsukan identitasnya dan menyatakan bukan berprofesi sebagai seorang polisi.

Laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebut transaksi rekening anggota Polres Sorong Aiptu Labora Sitorus mencapai Rp 1,5 triliun. Polri pun memblokir rekening Labora Sitorus untuk proses penyelidikan lebih lanjut.

"(Rekening LS) Sudah kami blokir," ucap Direktor II Bidang Ekonomi Khusus Bareskrim Brigjen Pol Arif Sulistyanto, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (16/5/2013).

Arif tidak merinci berapa nilai uang dalam rekening yang diblokir itu. Yang pasti, selain rekening atas nama yang bersangkutan, polisi juga memblokir 60 rekening lainnya.

60 Rekening lain yang diblokir itu diduga milik pihak-pihak yang mengalirkan dana ke rekening Labora Sitorus. "Tidak semua rekening itu atas nama LS," ucapnya.

Sementara itu, Arif menjelaskan besarnya nilai dalam rekening itu dikarenakan penghitungan yang dilakukan secara akumulasi Nilai itu diduga transaksi sejak tahun 2007 hingga 2013. "Itu (laporan PPATK) akumulasi dari total transaksi yang ada dari 2007-2012," papar Arif.

Arif pun memberi contoh yang dimaksud dengan akumulasi itu. "Misal saya punya uang Rp 5 miliar. Hari ini, saya tarik Rp 1 miliar, sisa Rp 4 miliar. Saya ambil lagi Rp 1 miliar, tercatat sisa Rp 3 miliar. Kalau dijumlah semua, berapa miliar? Makanya jumlah sampai sebesar itu. Itu kira-kira bentuk laporannya," jelasnya.

Aiptu Labora Sitorus diduga terlibat dalam bisnis bahan bakar minyak dan perkayuan, polisi berpangkat bintara itu juga diduga terlibat dalam bisnis bahan galian C. Bahkan, diduga pula terlibat proyek reklamasi pantai di Sorong, Papua Barat. Hingga kini Labora Sitorus belum juga bisa dikonfirmasi.

Labora Sitorus aktif menjadi polisi sejak 1986 setelah lulus sekolah bintara polisi dan berdinas di Sorong. Ia mendapat tugas sebagai Liasion Officer (LO). Sebagai LO memberinya ruang untuk berbisnis, tapi Labora tidak menempati posisi apa pun dalam struktur perusahaan, hanya memiliki saham. (Ary/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini