Sukses

KNKT: Nyemplung di Laut Bali, Kopilot Lion Air Tak Lihat Landasan

Dalam pernyataan hasil investigasi itu, dijelaskan bahwa kopilot Pesawat Lion Air tak melihat landasan saat akan mendarat.

Hasil investigasi sementara terkait insiden pesawat Lion Air nyemplung ke laut di ujung landasan pacu bagian barat Bandara Ngurah Rai, Bali, pada 13 Mei telah dikeluarkan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Dalam pernyataan hasil investigasi itu, dijelaskan bahwa kopilot Pesawat Lion Air tak melihat landasan saat akan mendarat.

"Kopilot menyerahkan kendali ke pilot utama dan menyatakan tak bisa melihat landasan," tulis KNKT dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (16/5/2013).

Dalam keterangan tertulis itu, disebutkan awal penerbangan yang membawa 2 pilot dan 5 pramugari dan 101 penumpang yang terdiri dari 95 dewasa, 5 anak-anak, dan 1 bayi berjalan lancar hingga akan mendekati Bandara Ngurah Rai.

"Pada 06.48 UTC, pilot membuat komunikasi pertama dengan petugas pengendali penerbangan di tower Bali. Lalu, pilot menerima izin langsung mengarah ke waypoint (arah untuk mendarat) dan turun ke ketinggian 17 ribu kaki," dikutip dari pernyataan tersebut.

Lalu pada 06.52 UTC, petugas pengendali penerbangan itu memberikan izin lanjutan untuk pesawat Lion Air mendarat di Bali. Dengan mengarahkan pilot turun ke ketinggian 8 ribu kaki.

Namun saat mulai mendekati Bandara Ngurah Rai, pilot Lion Air menghubungi pengendali Menara di bandara itu dan mengatakan mereka menjauhi arah untuk mendarat. Namun pihak KNKT tak menjelaskan alasan pilot mengapa mereka menjauhi rute pendaratan yang telah ditentukan.

Dari keterangan tertulis KNKT diketahui, pihak pengendali menara bandara kemudian memerintahkan pilot untuk terus mengurangi kecepatan pesawat agar tak terlalu berdekatan dengan pesawat lain.

Lalu pada ketinggian 1.600 kaki, pihak pengendali menara menyatakan pesawat telah diperkenankan untuk mendarat. Namun ternyata 2 menit kemudian, pesawat diketahui mendarat di runway 09 di atas laut. Petugas pun langsung menekan crash bell (alarm) sesuai prosedur yang berlaku dalam rangka pemberitahuan suatu musibah. (Tnt/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini