Sukses

Wakapolri: Media Jangan Bantu Teroris untuk Meneror

Dalam memberantas terorisme Polri mengadakan pertemuan dengan media massa. Agar ada sinergitas antara kepolisian dan media massa.

Mabes Polri menggelar pertemuan dengan petinggi media massa khusus membahas masalah pemberantasan teroris. Dalam pertemuan ini, Polri berharap ada keselarasan antara aparat dan media dalam membentuk opini masyarakat mencegah terorisme.

"Kita berharap ada sinergitas dan langkah positif antara kepolisian dan media. Seperti tadi (saat acara) ada usul workshop, keterbukaan," kata Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna di Graha Niaga, Jakarta, Rabu (15/5/2013).

Meski menyadari adanya kemungkinan perbedaan tujuan pers dan kepolisian, Nanan berharap pemberitaan yang muncul di media malah membuat teroris jera melakukan aksi terornya.

"Apa pun tampilan media tidak membantu teroris meneror. Jadi prinsipnya, pemberitaan tidak membantu teroris meneror," jelasnya. "Mungkin media bisa brain wash juga."

Selain itu, dalam pertemuan yang dilakukan sekitar 2 jam itu, Nanan meyakinkan media dan masyarakat, bahwa aksi pemberatasan teroris adalah sesuatu yang riil, bukan rekayasa polisi.

"Kita gambarkan perkembangan sekarang. Kita ingin semua alert. Teroris masih dan ada dan kita perlu mencegah dan menuntaskan," kata mantan Kapolda Sumatera Utara ini.

Berdasarkan data yang dipaparkan, pada proses hukum kelanjutan tindak kejahatan yang diberantas Densus 88 sejak tahun 2000 hingga kini, tercatat 845 penangkapan terduga teroris yang sudah dilakukan dengan 83 orang pelaku meninggal dunia dan 11 di antaranya bom bunuh diri. (Frd/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini