Sukses

Teroris Tasikmalaya Terjebak di Garasi Rumah Warga dan Panik

Irwan tewas ditembak oleh polisi yang mengejar karena melakukan perlawanan.

Terduga teroris Irwan alias Salim alias Dias yang tewas ditembak polisi setelah melempar bom pipa rakitan ke pos polisi di Simpang Empat Mitra Batik, Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Senin 13 Mei sempat melarikan diri. Irwan kemudian terjebak di dalam garasi rumah warga.

"Pelaku terjebak di sebuah garasi rumah salah satu warga dan terlihat panik," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Selasa (14/5/2013).

Di dalam garasi itu, Irwan terdesak. Dia kemudian menyerang Aiptu Widartono dan sejumlah polisi lain yang mengejar. Karena dianggap berbahaya, polisi akhirnya menembak Irwan. "Pelaku tewas setelah panik dan berusaha melawan petugas," lanjut Boy.

Polisi juga mengamankan bom pipa rakitan yang gagal meledak. Selain itu, sebuah senjata api rakitan dan senjata tajam jenis golok juga disita sebagai barang bukti.

"Saat ini benda yang mirip bom rakitan masih dalam pemeriksaan petugas dan senjata api rakitan dan golok dibawa tim untuk barang bukti," tutur dia.

"Jadi bomnya tidak berfungsi, kemunginan ada kegagalan dalam perakitan karena ha itu bisa saja terjadi. Dan mereka juga terkadang terjadi kecelakaan ketika mereka mengotak-atik benda itu saat digunakan tidak berfungsi," sambung Boy.

Keamanan Ditingkatkan

Setelah rangkaian penggerebekan yang dilakukan Densus 88 Antiteror di sejumlah tempat dan penyerangan pos polisi di Tasikmalaya itu, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo menginstruksikan jajaran di bawahnya untuk memperketat pengamanan.

"Tadi pagi sekitar pukul 08.00 WIB Kapolri melakukan teleconference dengan mengintruksikan dan mengingatkan jajaran bahwa peristiwa yang terjadi di Tasikmalaya ini tidak menutup kemungkinan terjadi di tempat lain, Kapolri menginstruksikan meningkatkan kewaspadaan," kata Boy.

Tak hanya itu, Kapolri juga menginstruksikan kepada para Kapolda dan tokoh masyarakat di seluruh Indonesia untuk melakukan langkah preventif di daerah masing-masing untuk mencegah aksi serupa terjadi kembali.

"Para Kapolda juga harus berperan aktif bersama tokoh masyrakat untuk melakukan langkah preventif agar kegiatan radikalisasi di darerah masing-masing tidak menjadi perbuatan yang mengarah pada kekerasan," tambahnya.

Selain itu, Polri juga mengimbau kepada masyarakat agar pro-aktif memantau dan melaporkan kepada polisi jika ditemukan adanya kegiatan mencurigakan.

"Kemudian kami juga mengajak masyarakat untuk lebih waspada, karena pada umumnya mereka (teroris) berbaur bersama masyarakat. Sehingga Polri ingatkan perlu langkah-langkah pro-aktif warga untuk pantau kegiatan mencurigakan dari setiap orang," jelas Boy. (Eks/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini