Sukses

Mengerikan! Pemberontak Makan Jantung Tentara Suriah

Human Rights Watch mengidentifikasi pelaku dalam video sebagai Abu Sakkar, pemberontak terkenal dari Kota Homs.

Sebuah video mengerikan dari Suriah membuat siapapun yang melihatnya niscaya ngeri: seorang pemberontak Suriah mengigit jantung tentara. Kecaman dan hujatan pun mengalir pada si pria tega itu.

Organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Amerika Serikat, Human Rights Watch mengidentifikasi pelaku sebagai Abu Sakkar, pemberontak terkenal dari Kota Homs. Dalam video itu, ia juga ditunjukkan sedang memotong jantung prajurit yang terkapar tak bernyawa.

"Aku bersumpah akan memakan jantung dan hatimu, kau tentara Bashar (Presiden Bashar al-Assad )," kata pria itu saat menginjak mayat prajurit. Human Rights Watch (HRW) mengatakan, Abu Sakkar adalah pemimpin kelompok Brigade Omar al-Farouq.

Apapun alasannya, tak peduli siapa pelaku dan korbannya, memutilasi jasad musuh adalah perbuatan yang dilarang.

"Mutilasi jasad musuh adalah kejahatan perang," kata anggota HRW Peter Bouckaert seperti dimuat BBC, Selasa (14/5/2013).

HRW mengatakan mereka yang melakukan seperti itu, di kedua sisi harus mengetahui, mereka tak punya impunitas untuk menghindar dari pengadilan kejahatan perang.

Sebelumnya, Abu Sakkar pernah direkam sedang menembakkan roket ke area Syiah Lebanon dan berpose bersama jenazah gerilyawan Hizbullah Lebanon, yang berperang bersama pasukan militer Suriah.

Namun video yang diunggah Minggu 12 Mei lalu adalah salah satu yang paling mengerikan selama lebih dari 2 tahun kemelut yang tak kunjung usai di Suriah.

Sementara PBB mengatakan 70 ribu orang tewas sejak pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad yang dimulai pada Maret 2011. Sementara, lembaga Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris bahkan menyebut 80 ribu nyawa melayang dalam perebutan kekuasaan.

Jutaan warga Suriah telah melarikan diri dari kampung halaman dan tanah air, menjadi pengungsi demi mencari selamat. Setidaknya 300 ribu orang tinggal di Turki.

Konflik di Suriah akan menjadi pusat pembicaraan di Rusia antara Presiden Vladimir Putin dan PM Israel Benjamin Netanyahu di resor Laut Hitam Sochi.

Rusia merasa khawatir atas serangan Israel terhadap Suriah. Sementara, Israel tidak senang atas pengiriman senjata dari Rusia ke Damaskus. (Ein/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini