Sukses

Hindari KPK Gadungan, PKS Ingin Penyitaan Sesuai Prosedur

Banyak orang yang begitu mendengar nama atau didatangi KPK langsung ketakutan, sehingga membiarkan mereka bertindak menyalahi prosedur yang seharusnya berlaku.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kembali menegaskan dan membantah tudingan masyarakat bahwa mereka melawan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kisruh penyitaan 6 mobil yang terindikasi hasil pencucian uang kasus suap impor daging sapi.

"Kalau ketik di Google 'KPK gadungan' dalam 0,18 detik akan keluar 498 ribu artikel. Artinya sudah banyak yang tertipu," ucap Wasekjen PKS Fahri Hamzah di depan Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (14/5/2013).

Fahri menjelaskan, sebagai lembaga superbody, KPK tidak boleh salah dalam penerapan prosedur. "Karena tidak salah pun bisa saja disalahkan," ujarnya.

Mantan anggota Badan Kehormatan DPR ini mengatakan, banyak orang yang begitu mendengar nama atau didatangi oleh petugas KPK langsung ketakutan, sehingga membiarkan mereka bertindak menyalahi prosedur yang seharusnya berlaku.

"Kita langsung ciut, karena selalu memposisikan KPK benar dan tidak pernah salah. Padahal penyidik KPK juga isinya polisi yang biasa kita ragukan. Lalu waktu masuk KPK jadi tidak pernah salah sama sekali?" papar Fahri.

Dia pun mencontohkan bagaimana seharusnya KPK bertindak saat hendak melakukan penyitaan. "Kemarin saya ke KPK, isi daftar hadir, dan diminta kartu identitas. Kenapa di KPK harus isi daftar hadir dan minta identitas? Padahal KPK sendiri langsung masuk kemarin," sindir Fahri.

Hingga saat ini, berdasarkan pantauan Liputan6.com, 6 mobil yang akan disita KPK masih berada di lapangan parkir kantor DPP PKS. Sejak pagi, tidak terlihat tanda-tanda mobil tersebut akan disita KPK.

Penjagaan pun masih cukup ketat. Setiap orang yang mau masuk, kecuali petinggi partai, selalu dicek petugas keamanan. Kegiatan di markas PKS ini hanya ada psikotes bacaleg untuk memenuhi persyaratan verifikasi KPU. (Yus/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.