Sukses

Kesenjangan Sosial di Kompleks Yayasan Pendidikan Telkom

Berdirinya Kompleks Yayasan Pendidikan Telkom di Terusan Buah Batu, Dayeuh Kolot, Bandung, mendatangkan pro-kontra di Masyarakat sekitar. Menguntungkan dari sisi bisnis namun ada beberapa masyarakat yang merindukan ketenangan.

Citizen6, Bandung: Kawasan Yayasan Pendidikan Telkom yang berlokasi di Jalan Telekomunikasi, Terusan Buah Batu, Dayeuh Kolot, Bandung, merupakan kawasan tempat berdirinya kampus-kampus yang berada di bawah naungan Telkom yaitu Institut Teknologi Telkom, Istitut Manajemen Telkom, Politeknik Telkom, dan STISI Telkom.

Kawasan ini juga merupakan kawasan tempat tinggal mahasiswa dengan banyaknya kos-kosan dan kontrakan yang disediakan untuk mahasiswa pendatang. Masuknya mahasiswa sebagai pendatang di daerah ini telah membawa paradigma baru dan fenomena kesenjangan sosial yang terjadi antara kaum pendatang dengan kaum pribumi yang ada di sini.


Menurut Bapak Asep Suyana selaku ketua RT 04 RW 06 desa Sukabirus, Dayeuh Kolot, Bandung, sosialisasi antara mahasiswa sebagai kaum pendatang dengan pribumi semakin hari semakin berkurang. Hal ini bisa dilihat dari kurangnya partisipasi masyarakat ketika kerja bakti yang dilaksanakan oleh warga pribumi. Padahal dulu mahasiswa dan pribumi saling gotong royong membersihkan lingkungan dan ikut kegiatan kerja bakti yang dilaksanakan setiap bulan. “Dulu mahasiswa rajin kerja bakti dan gotong royong bersama masyarakat, sekarang mahasiswa hanya kerja bakti ketika ospek kuliah saja”, tuturnya.

Bukti nyata dari fenomena kesenjangan sosial ini adalah adanya fasilitas berupa kos-kosan dan rumah kontrakan mewah yang dibangun untuk para mahasiswa,sedangkan masyarakat pribumi masih ada yang tinggal di gubuk reot yang terbuat dari bambu lapuk di sepanjang aliran sungai PGA. Mahasiswa mampu  kuliah dengan menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor bahkan mobil mewah sementara masih banyak anak-anak kecil masyarakat pribumi yang putus sekolah dan tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Mahasiswa mampu membeli dan bermain dengan gadget canggih sebagai pendukung sarana perkuliahan mereka sedangkan anak-anak masyarakat pribumi masih ada yang bermain air dan berenang di sungai PGA yang kumuh.

Tidak semua masyarakat senang dengan perubahan yang terjadi di kawasan Yayasan Pendidikan Telkom ini. Salah satunya adalah ibu Arisah yang telah menetap di daerah kawasan Yayasan Pendidikan Telkom ini selama 25 tahun. Ibu Arisah merindukan suasana seperti dulu ketika kampus Telkom belum masuk ke kawasan tempat ia tinggal. “Dulu masih sepi, adem ayem. Sekarang udah rame banget. Banyak gedung-gedung tinggi”, ujar Ibu Arisah. Ibu Arisah juga mengatakan kalau keamanan yang ada di kawasan Yayasan Penidikan Telkom ini  semakin menurun dibanding sebelum Kampus Telkom berdiri. “Dulu daerah ini sepi, aman. Sekarang udah banyak maling. Bahkan kemarin ada pembunuhan”, tuturnya.

Namun tidak semua perubahan ini berdampak negatif. Masuknya mahasiswa pendatang ke kawasan Yayasan Pendidikan Telkom ini telah mengubah paradigma masyarakat yang membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat itu sendiri. Salah satunya adalah dengan banyaknya peluang bisnis dan lapangan kerja baru yang tersedia bagi masyarakat pribumi. Contohnya adalah bisnis kuliner dan bisnis kos-kosan yang banyak terdapat di sekitar kawasan Telkom. Hal itu membuat masyarakat yang dulunya hanya bekerja sebagai petani mulai merambah ke dunia kewirausahaan. Contohnya dengan membawa usaha seperti warkop dan berjualan roti bakar. Tidak semua perubahan itu berdampak negarif, namun selalu ada dua sisi mata uang terhadap setiap fenomena yang terjadi.kelompok 1 (Rachmat Fitra/Rama Raditya/Rony Octari/ABI) (Kelompok I)

Rachmat Fitra/Rama Raditya/Rony Octari adalah pewarta warga

*Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.