Sukses

[VIDEO] Anas Tika, Profesor Tikus Pemberantas Hama Pengerat

Terusik dengan kelelahan petani di desanya menghadapi tikus, seorang petani bernama Anas Tika berupaya membuat berbagai inovasi untuk menghalau tikus.

Tikus musuh petani. Sejak dulu, binatang pengerat ini menjadi ancaman sawah petani. Menjelang panen, para petani was-was karena sawahnya sering dipanen lebih dulu oleh gerombolan tikus.

Tak terkecuali para petani di Cempa, Pinrang, Sulawesi Selatan, wilayah yang dikenal sebagai wilayah lumbung padi terbesar di Sulawesi Selatan. Hingga akhir tahun 2000, populasi tikus menjadi kekhawatiran utama para petani di sana.

Terusik dengan kelelahan petani di desanya menghadapi tikus, seorang petani bernama Anas Tika berupaya membuat berbagai inovasi untuk menghalau tikus.

Berbagai upaya dilakukan pria lulusan SD ini agar tikus tak mengganggu lagi sawah di desanya. Dimulai dari mempelajari perilaku dan kehidupan tikus, hingga pada akhirnya Anas Tika mendapat julukan profesor tikus.

Dalam tayangan Liputan6 Siang SCTV, Senin (13/5/2013), awalnya bapak 2 anak ini sempat dicemooh dan dianggap tidak waras oleh rekannya sesama petani. Banyak yang mempertanyakan, apa yang telah dibuatnya? Anas mampu membalikkan anggapan tersebut.

Pada tahun 1992, Anas mulai membangun tembok di sekeliling sawahnya setinggi 90 cm dan panjang 450 meter dengan model bagian luar tembok dipoles hingga licin, agar tikus kesulitan memanjat.

Kemudian bagian bawah tembok dibuat lubang 10 cm sebagai jalan tikus menuju perangkap. Pada musim tikus, dalam sehari saja, ratusan ekor tikus didapat dari perangkap buatan Anas.

Pada akhirnya, tanaman padi di daerahnya bisa terbebas dari hama pengerat. Bahkan warga Desa Cempa bisa memanen padinya 4 kali dalam setahun. Desa lain pun mengikuti inovasi Anas ini dan berhasil mengurangi serangan tikus.

Berhasil menjebak banyak tikus, Anas kemudian mengembangkan bangkai tikus untuk dijadikan pupuk. Walau belum teruji secara ilmiah, namun Anas telah mencoba pupuk tikus ini di sawahnya sendiri dan berhasil membuat tanaman padinya lebih subur.

Kini, Anas tengah mewujudkan harapannya agar perangkap dan pupuk fermentasi tikus ciptaannya bisa digunakan seluruh petani di Indonesia. Sukses terus Anas, Sang Profesor Tikus. (Riz/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.