Sukses

Pelajar Indonesia Telusuri Jejak Historis Tanah Air di Belanda

Para pemuda Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) menjelajah sejumlah lokasi bersejarah di Kota Leiden, Belanda.

Para pemuda yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) menjelajah sejumlah lokasi bersejarah di Kota Leiden, Belanda. Ekspedisi ini bertujuan untuk menelusuri jejak historis Indonesia di negeri kincir angin.

"Perjalanan ke beberapa tempat bertujuan mencari jejak dan kepingan puzzle sejarah Indonesia di Leiden," kata Kepala Humas PPI Belanda Ryvo Octaviano di London, Senin (13/5/2013).

Meskipun mendung menggelayuti Kota Leiden, hal itu tidak menghalangi para pencari jejak tanah leluhur yang berjumlah 80 orang tersebut untuk mendatangi Museum Volkenkunde. Dijelaskan Ryvo, acara ini menawarkan konsep penjelajahan lokasi-lokasi bersejarah di Kota Leiden yang memiliki kedekatan historis dengan Indonesia.

Sekitar 10 spot dipilih sebagai lokasi. Di antaranya adalah rumah antropolog Snouck Hurgronje dan kediaman Achmad Soebardjo (menteri luar negeri pertama Indonesia). Selain itu, mereka juga mengunjungi Koninklijk Instituut voor Taal, Land en Volkenkunde (KITLV) yang merupakan rumah Indische Vereeniging pertama kali dicetuskan dan nukilan puisi Ranggawarsita di salah satu dinding di sudut Jalan Leiden.

Beberapa nama seperti Parlindoengan Loebis, R.M. Sosrokartono, R. Soemitro dan Soetan Casejangan Soripada cukup asing di telinga warga Indonesia karena tidak terlalu mendapat banyak porsi dalam historiografi Indonesia.

"Namun, siapa sangka ternyata mereka pernah berjuang demi terbentuknya konsep Indonesia ketika mereka berstatus sebagai mahasiswa Leiden," jelas Ryvo.

"Siapa sangka pula puisi Chairil Anwar dan Ranggawarsita terpampang gagah menghiasi sudut Kota Leiden," sambungnya.

Setelah penyambutan oleh Jajang Nurjaman selaku perwakilan dari PPI Leiden dan Bambang Hari selaku Atase Pendidikan yang baru, acara resmi dimulai dengan berkunjung ke Section Indonesia di Museum Volkenkunde. Dalam ruangan kecil museum yang telah berusia 176 tahun tersebut tersimpan koleksi arca-arca asli peninggalan Kerajaan Singasari, puluhan keris dengan ornamen yang sangat indah (salah satunya merupakan keris yang digunakan oleh Cut Nyak Dien).

Selain itu, terdapat juga boneka-boneka yang merepresentasikan keragaman suku di Indonesia yang merupakan hadiah untuk Ratu Wilhelmina, serta beragam koleksi menarik lainnya.

"Kami juga beruntung karena pada saat yang sama. Kami juga berkesempatan melihat eksibisi 'Een Huis vol Indonesie' yang baru saja dibuka di museum etnologi tertua di dunia tersebut," beber Ryvo.

Pameran ini berisi ribuan koleksi dari Frits Liefkes seperti perhiasan, senjata, dan kerajinan tenun ketika ia mengunjungi pulau-pulau yang ada di Indonesia. Duta besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda Retno Marsudi dan Bambang Hari turut berpartisipasi dalam grup ini hingga akhir acara.

Perjalanan yang diselingi dengan beragam situs bersejarah lainnya seperti rumah dan bengkel yang merupakan tempat Rembrandt pernah bekerja atau rumah Rene Descartes, filsuf kenamaan Prancis. "Keindahan yang ditawarkan Kota Leiden seolah menjadi penghibur segala keletihan peserta," kata Ryvo yang merupakan mahasiswa pascasarjana Systems & Control, Technische Universiteit Eindhoven.

Ekspedisi tempat bersejarah diakhiri di De Burch, titik tertinggi Kota Leiden yang merupakan salah satu bangunan tertua yang ada di Leiden itu ditutup Matheos dari Leiden berperan sebagai pemantik.

Beberapa peserta dan panitia memberikan refleksi dan kesannya terhadap acara ini dan diharapkan acara yang dirintis di Leiden ini dapat menjadi stimulus bagi pelajar guna mencari jejak dan kepingan puzzle Indonesia yang masih tercecer di seantero Belanda. (Ant/Riz/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini