Sukses

Farhat Ungkap Novia-Fathanah, Henry: Bisa Kacau Negara Ini!

Henry Yosodiningrat meminta kepada KPK untuk bertindak sesuai prosedur dan didasari bukti yang kuat terkait komentar Farhat Abbas.

Mantan pengacara Novia Ardhana, Henry Yosodiningrat meminta KPK bertindak sesuai prosedur dan didasari bukti yang kuat dalam mengungkap kasus aliran dana tindak pidana pencucian uang yang dilakukan oleh tersangka kasus suap impor daging sapi Ahmad Fathanah.

Farhat Abbas pada Jumat 10 Mei kemarin mengungkapkan Novia mendapat Honda Jazz, uang Rp 50 juta, dan perhiasan dari Fathanah. Menurut pengacara Vitalia Shesya ini, hubungan antara Fathanah dengan Novia terjalin selama 2 bulan pada tahun 2005.

Menurut Henry, jika nantinya KPK memanggil Novia hanya terkait komentar Farhat selaku kuasa hukum Vitalia Shesya tersebut, dunia penegakan hukum akan menjadi rusak.

"Jadi kalau semua omongan Farhat Abbas itu dijadikan bahan untuk memanggil orang-orang yang disebutnya, bisa kacau negara ini. Sudah tahu Farhat Abbas yang ngomong itu nggak ada data. Jadi KPK harus melihat dulu benar ada aliran dana nggak. Kalau nggak ada, ya sudah, nggak usah dipanggil Novia Ardana," ujar Henry dalam Dialog Nasional Ormas Islam di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (11/5/2013).

Henry yang juga merupakan Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Narkoba (Granat) menjelaskan, jika nantinya Novia kembali memintanya sebagai kuasa hukumnya dan lalu Novia dipanggil KPK terhadap kasus tersebut, maka dia akan mempertanyakan dasar dan bukti terkait ada atau tidaknya aliran dana Fathanah mengalir ke kantong Novia.

Henry menuturkan, jika alasan KPK hanya berdasarkan omongan dari Farhat semata, maka hal tersebut dinilai tak layak dijadikan dasar dari proses penyidikan tersebut.

"Ya pasti saya tanyain dulu alasan pemanggilannya karena apa? Apa karena omongan Farhat Abbas? Ya jangan dong. Kecuali kalau ada datanya terkait aliran dana dari Fathanah ke Novia Ardhana, nah baru kita penuhi. Jadi kacau dunia ini kalau omongan Farhat Abbas jadi dasar penyidikan," pungkas Henry. (Frd/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini