Sukses

Perahu Motor Meledak di Kotabaru, 7 Penumpang Tewas

Perahu itu meledak saat anak buah kapal berusaha menyalakan mesin. Terjadi beberapa kali ledakan.

Perahu Layar Motor (PLM) Setia Budi yang mengangkut sembako dan sejumlah penumpang meledak di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Akibatnya, perahu tersebut terbakar, 7 orang tewas dan 12 lainnya berhasil diselamatkan.

"Korban yang tewas sudah berhasil dievakuasi, dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotabaru," kata Kepala Satuan Polairud AKP H Sumari di Kotabaru, Kalimantan Selatan, Rabu (8/5/2013).

Tujuh korban tersebut adalah Suparmi (55), Joko Irawan (27), Puspita Novalia (23), Nurul Asiah (34), Rifka Nadia (10), Sulistiawati (30), dan Frismustof (2). Sementara, dari 12 korban selamat, 5 orang di antaranya menderita luka ringan, dan 2 lainnya menderita luka bakar.

Korban yang terluka itu juga langsung dilarikan ke RSUD Kotabaru untuk menjalani perawatan. Mereka yang dirawat di antaranya, Hardiansyah (40), Anwar Rahman (35), Aina Iflal Mardiah (11), M Zulfi (7), Sakrus (42), Sabransyah (41) dan Nor Aisah (26).

Perahu Setia Budi yang melayani pelayaran rute Kotabaru-Geronggang itu meledak sekitar pukul 11.00 Wita Rabu kemarin. Ledakan tersebut bermula saat salah satu awak PLM Setia Budi menghidupkan mesin. Tiba-tiba terjadi ledakan di dalam perahu layar tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotabaru, Tri Basuki Rahmat, menjelaskan, saat terjadi ledakan pada kapal, petugas pemadam langsung terjun ke lapangan. Petugas harus berhati-hati dalam memadamkan api, karena terjadi beberapa kali ledakan yang mengejutkan.

"Kurang lebih satu jam setelah ledakan, api baru bisa kita kuasai," ujar Tri Basuki. Selain membawa penumpang, perahu nahas ini juga mengangkut sembako, puluhan jeriken BBM, gas elipiji, dan 5 kendaraan roda dua. (Ant/Eks)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini