Sukses

Perbudakan di Tangerang, Komnas HAM: Usut Keterlibatan Polisi!

Komnas HAM menduga adanya aparat keamanan dari polisi ataupun TNI dalam kasus perbudakan di pabrik kuali Tangerang.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menduga adanya aparat keamanan dari polisi ataupun TNI dalam kasus perbudakan di pabrik kuali Tangerang. Komnas HAM pun segera mendesak kepolisian mengusut aparat yang terlibat dalam kasus itu.

"Upaya yang saat ini kami tempuh adalah mendesak polisi untuk segera mengusut aparat-aparat yang terlibat dalam penyekapan buruh itu," kata salah satu Komisioner Komnas HAM Siane Indriani ketika ditemui di Komnas HAM, Rabu (8/5/2013).

Indriani menuturkan, temuan adanya oknum aparat penegak hukum yang terlibat itu berdasarkan investigasi yang dilakukan Komnas HAM dan laporan dari warga sekitar pabrik yang mengatakan adanya penjagaan keamanan yang dilakukan oknum aparat di sekitar pabrik kwali tersebut.

"Kami telah melakukan pendekatan persuasif ke warga-warga sekitar, dari yang tidak mau bicara sekarang mau bicara. Dari temuan itu kami menduga ada beberapa oknum aparat keamanan yang ikut bermain dalam kasus ini. Tapi ini masih dalam pendalaman dan masih dalam investigasi kami," tambahnya.

Dalam melakukan aktivitasnya, kata Siane Indriani, aparat keamanan itu mempunya berbagai macam peran dan pola. Dan praktik biadab tersebut telah dilakukan sejak tahun 1998.

"Para oknum aparat itu selalu mencari mangsa-mangsa (buruh) baru yang ingin dipekerjakan di pabrik itu. Dan kami mendapat laporan bahwa semakin ke sini tindakan penganiayaan yang dilakukan di dalam pabrik kuali itu semakin berat. Pola yang mereka mainkan di situ ada yang namanya keamanan dalam pabrik dan ada keamanan luar di luar pabrik. Ini seperti aspek simbiosis mutualisme dan ada uang setoran dari pemilik pabrik yang diberikan kepada oknum aparat," paparnya.

Tak hanya itu, Siane menjelaskan dari pengakuan korban intimidasi yang dilakukan di dalam pabrik itu, aparat keamanan tak segan-segan mengancam, bahkan dengan senjata api kepada para buruh untuk tidak melakukan perlawanan atau melarikan diri dari tempat itu.

"Itulah kalau kita melihat betapa takutnya mereka, bahwa banyak sekali aparat yang ada disitu. Ada ancaman dengan senjata api dari oknum aparat yang ada di situ," tutup Siane. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini