Sukses

VIDEO: Syarifudin, Membangun Jembatan 'Berkat' di Desa Terpencil

Melihat kondisi desanya yang terpencil dan masih kekurangan infrastruktur, membuat hati Syarifuddin tergerak untuk berbuat sesuatu.

Jembatan menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil di Indonesia. Seperti di Desa Terrasa, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Desa yang berada di tengah perbukitan hijau dan sejuk ini dibelah sungai dengan air yang jernih.

Di balik keindahan panorama dan hijaunya sawah, 4 tahun lalu desa ini memiliki masalah. Yaitu belum ada listrik dan jembatan yang menghubungkan antar-dusun dan desa.

Hal itu dirasakan Baco, warga Dusun Tonro. Dia harus berjalan memutar sejauh 23 kilometer untuk untuk segala aktivitasnya. Mulai dari anak-anak yang bersekolah hingga aktivitas ekonomi menjual hasil bumi.
 
"Tidak bisa nyeberang. Kita lewat Laha paling cepat makan waktu 2,5 jam," kata Baco dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Selasa (6/5/2013).

Keadaan pun mulai menampakkan perubahan sejak seorang pemuda mantan TKI yang bekerja di Malaysia kembali ke desa ini. Syarifudin melihat kondisi desanya yang terpencil dan masih kekurangan infrastruktur. Hatinya pun tergerak untuk berbuat sesuatu.

Syarifudin memulainya dengan membuat pembangkit listrik tenaga air pada 2006. Dengan modal awal dari uang pribadinya, kini hampir seluruh warga desa bisa menikmati listrik. "Kincir pembangkit listrik, berjalan sebulan, masyarakat tertarik" kata Syarif.

Untuk mewujudkan ide itu bukanlah tanpa kendala. Namun rintangan membangun kincir pembangkit listrik itu justru menumbuhkan ide baru bagi Syarif untuk membangun jembatan. "Saya sambil mencari ide memikirkan bagaimana membangun desa ini," ungkap dia.

Pada Oktober 2011, kreativitas Syarif pun dilirik pemerintah daerah setempat. Syarif dibantu pemerintah saat membangun jembatan gantung sepanjang 85 meter yang menghubungkan 2 desa Terrasa dan Turungan Baji Kabupaten Sinjai Barat. Pembangunan jembatan dilakukan secara gotong royong oleh warga desa dengan memakan waktu 3 bulan.

Kini, mobilitas warga Dusun Tonrong, Desa Terrasa menjadi lebih lancar menjual hasil bumi, bahan pokok, dan produk industri rumah tangga. Bahkan anak-anak di desa ini yang tadinya banyak putus sekolah, kini mau kembali bersekolah. Jembatan ini pun menjadi berkat bagi semua warga desa. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini