Sukses

Ombudsman: UN SMA Terkacau di Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat, merupakan yang paling banyak terjadinya permasalahan dalam penyelenggaran UN tingkat SMA dan sederajat.

Ombudsman menemukan sejumlah permasalahan dalam penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/SMK/Madrasah Aliyah. Permasalahan itu terjadi di 154 sekolah yang ada di 7 provinsi, yakni Jawa Barat, Jabodetabek, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Riau, Jawa Timur, dan Sulawesi Tengah.

Sejumlah permasalahan tersebut di antaranya, keterlambatan pendistribusian naskah soal dan lembar jawaban, kekurangan naskah soal dan lembar jawaban, pungutan biaya, kualitas kertas lembar jawaban yang rendah, indikasi kebocoran soal atau kunci jawaban, naskah soal dan lembar jawaban yang tertukar, kardus naskah yang rusak disertai segel paket yang sudah terbuka, dan lain-lain.

Menurut Komisioner Ombudsman RI Bidang Penyelesaian Laporan/Pengaduan Budi Santoso, Provinsi Jawa Barat, merupakan yang paling banyak terjadinya permasalahan dalam penyelenggaran UN tingkat SMA dan sederajat. "Total ada 58 sekolah di Jawa Barat ditemukan beberapa permasalahan," kata Budi di Kantor Ombudsman RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2013).

Di Jawa Barat, lanjut Budi, untuk permasalahan indikasi kebocoran soal atau kunci jawaban terjadi di 1 sekolah. Sedangkan permasalahan kekurangan naskah soal atau lembar jawaban terdapat di 6 sekolah, kualitas kertas naskah soal dan lembar jawaban ada di 23 sekolah, pungutan biaya ditemukan di 25 sekolah, serta di 3 sekolah ditemukan naskah soal dan lembar jawaban yang tertukar.

Daerah Lain

Untuk Jabodetabek, terdapat 16 sekolah yang ditemukan adanya permasalahan UN. Yakni, indikasi kebocoran soal atau kunci jawaban di 3 sekolah, kekurangan naskah soal atau lembar jawaban di 3 sekolah, kualitas kertas naskah soal dan lembar jawaban di 3 sekolah, pungutan biaya di 3 sekolah, naskah soal dan lembar jawaban yang tertukar di 2 sekolah, serta permasalahn lain di 2 sekolah.

Di Nusa Tenggara Barat (NTB) ditemukan indikasi kebocoran soal atau kunci jawaban di 1 sekolah, kekurangan naskah soal atau lembar jawaban di 3 sekolah, dan keterlambatan pendistribusian di 4 sekolah. "Total ada 8 sekolah yang ditemukan adanya permasalahan UN," ujar Budi.

Di Nusa Tenggara Timur (NTT), ditemukan 31 permasalahan UN yang terdiri atas indikasi kebocoran soal atau kunci jawaban di 7 sekolah, kekurangan naskah soal atau lembar jawaban di 3 sekolah, dan keterlambatan pendistribusian di 21 sekolah.

Kemudian, ada 11 sekolah di Riau yang ditemukan permasalahan UN. Di antaranya kekurangan naskah soal atau lembar jawaban di 5 sekolah, keterlambatan pendistribusian di 2 sekolah, naskah soal dan lembar jawaban yang tertukar di 3 sekolah, dan permasalahan lain di 1 sekolah.

Di Jawa Timur terdapat 6 sekolah yang ditemukan adanya permasalahan UN. Yakni, indikasi kebocoran soal atau kunci jawaban di 3 sekolah, naskah soal dan lembar jawaban yang tertukar di 2 sekolah, dan permasalahan lain di 1 sekolah.

Sementara penyelenggaraan UN di Sulawesi Tengah ditemukan di 24 sekolah. Di antaranya kardus naskah soal dan lembar jawaban yang rusak dan sudah terbuka di 2 sekolah, kekurangan naskah soal atau lembar jawaban di 8 sekolah, keterlambatan pendistribusian di 13 sekolah, dan permasalahan lain di 1 sekolah.

"Jadi total ada 154 sekolah di 7 provinsi itu ditemukan permasalahan UN tingkat SMA dan Sederajat," imbuh Budi. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini