Sukses

Korban Perbudakan: Seperti Mimpi Bisa Kumpul Lagi dengan Keluarga

Orangtua Bagas juga pernah diancam dianiaya preman bayaran pabrik bila nekat membawa pulang anaknya.

Meski sudah dibebaskan, keluarga buruh korban perbudakan pabrik wajan di Tangerang, Banten, mengaku masih trauma. Beberapa dari mereka pernah diancam dianiaya mandor dan preman bayaran pemilik pabrik bila nekat membawa pulang anggota keluarga mereka. Seperti halnya yang dialami orangtua Bagas asal Cianjur, Jawa Barat.

Saat ditemui Liputan 6 SCTV di Cianjur, Selasa (7/5/2013), Bagas yang merupakan 1 dari 22 korban terlihat masih trauma. Ia mengaku tak percaya bisa pulang bisa berkumpul lagi dengan orang tua dan keenam adiknya di rumahnya di Kampung Leuwi Bungur, Desa Sukagalih, Kecamatan Cikalongkulon. Remaja yang hanya menikmati pendidikan sampai SMP itu tidak bisa lupa dengan kekerasan yang menimpa dirinya.

"Seperti mimpi bisa kumpul lagi bersama keluarga," ujar putra Endi dan Rosidah itu.

Ia menuturkan kekerasan terjadi sejak dirinya sejak bekerja di pabrik wajan pada awal November 2012 lalu. Kekerasan berupa pukulan maupun tamparan hingga penyiksaan secara fisik dilakukan pemilik pabrik beserta mandor pabrik terhadap dirinya. Bekas luka kekerasan serta cipratan cairan kimia masih menggurat di tubuhnya. Ia dan puluhan buruh lain juga disekap dalam kamar berukuran kecil layaknya tahanan.

Selain Bagas, orangtua beserta kerabatnya juga nyaris dianiaya pemilik pabrik dengan menyewa preman bayaran. Kejadian itu dialami Alo Hidayatuloh dan orangtua Bagas yang datang menengok korban. Namun sesampainya di pabrik, mereka dihadang preman dan nyaris dikeroyok jika tidak segera pergi.

Orangtua Bagas yang bekerja sebagai buruh bangunan berharap pemerintah mau membantu agar Bagas mendapatkan upah dan hak-haknya.(Adi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.