Sukses

Pemimpin Chechnya Sebut Bomber Boston Iblis

Ia juga menyatakan bahwa keduanya tak ada hubungan dengan republik di tepi selatan Rusia itu.

Tak habis pikir dengan aksi pengeboman di lokasi lomba marathon Boston, pemimpin Chechnya, Rusia Ramzan Kadyrov menyebut kedua bomber Boston yakni Tsarnaev bersaudara sebagai iblis. Ia juga menyatakan keduanya tak ada hubungan dengan republik di tepi selatan Rusia itu.

"Hari ini saya dapat mengatakan dalam semua keyakinan bahwa Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev adalah iblis di kehidupan nyata - iblis sepenuhnya," seperti dikutip NDTV, Selasa (7/5/2013), dari kantor berita Interfax yang mengutip Kadyrov.

"Tamerlan, terima kasih Tuhan, ia tewas. Dzhokhar telah ditahan. Jika tidak, mereka bisa membawa duka kepada keluarga lain yang sama sekali tidak bersalah," sambung Kadyrov.

Kedua bersaudara itu memang dibesarkan di pecahan republik Soviet Kyrgyzstan. Namun kakak Dzhokar, Tamerlan diduga mengunjungi Chechnya saat berkunjung selama 6 bulan ke Rusia selatan pada tahun lalu.

Saat ini Layanan keamanan AS pun sedang menyelidiki apakah Tsarnaev bersaudara itu memperoleh keahlian membuat bom dari gerilyawan Islam lokal setempat, yang telah berjuang melawan pasukan Rusia dalam 2 dekade terakhir.

Tapi Kadyrov mengatakan ia tidak berniat membela Tsarnaev bersaudara meskipun berasal dari Chechnya.

"Saya tak akan mengucapkan satu kata pun untuk mendukung mereka," ujar Kadyrov.

Dia juga menyarankan, apapun yang bisa disalahkan atas insiden tersebut dibebankan kepada keluarga saudara-saudara dan negara-negara di mana mereka dibesarkan.

"Mereka dibesarkan di Kyrgyzstan, dan mereka menjalani persiapan mereka di beberapa negara lain," ungkap Kadyrov tanpa masuk ke rincian lebih lanjut.

"Orangtua mengirim mereka ke Amerika Serikat sendiri - dan itu hasilnya," tukas Kadyrov.

Sebelumnya, orangtua Tsarnaev bersaudara itu tinggal di republik Dagestan sampai akhirnya mereka bersembunyi setelah tampil dalam konferensi pers terkait peledakan bom di Boston pada akhir April. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini