Sukses

2 TNI Dikeroyok Mahasiswa, Sesepuh Papua Minta Berdamai

Orang yang dituakan dari warga Papua di Yogyakarta, Benny Dimara berharap kasus pengeroyokan itu bisa diselesaikan secara damai dan tak berlanjut.

Tak ingin kasus pemukulan 2 anggota TNI AD oleh 4 mahasiswa berbuntut panjang, sejumlah perwakilan warga Papua di Yogyakarta mendatangi Polres Sleman untuk meminta kasus itu bisa diselesaikan secara damai. Dalam insiden itu 2 anggota TNI AD dari Batalyon Infanteri 403/Wirasada Pratista terluka.

Orang yang dituakan dari warga Papua di Yogyakarta, Benny Dimara mengatakan dirinya melakukan pendampingan terhadap pelaku 4 warga Papua, yakni Bobi Soa (22),  Stenly Pekey (23) Kristian Balla Tagihuma (25) dan Frans Adi (22).

"Kejadian pada Minggu, 5 Mei 2013 kemarin, hanya salah komunikasi saja. Kami minta agar kasus ini diselesaikan dengan damai. Karena itu (serangan) hanya spontanitas saja dan mereka masih anak-anak. Anak Papua bukan preman, dan mereka datang ke Yogya untuk belajar," kata Benny di Mapolres Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Heru Muslimin mengatakan kasus itu sampai sejauh ini masih prematur. Pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut.

"Kami masih melakukan penyelidikan dan meminta keterangan dari keempat warga tersebut yang kini diamankan di Polres Sleman," jelas Heru.

Ia menjelaskan, pengamanan dilakukan di Asrama Mahasiswa Puncak Jayawijaya, Jalan Pringgondani, RT 5 RW 16, Mancasan Kidul, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Dua orang yang lebih dahulu ditangkap adalah Bobi Soa, dan Stenly Pekey. Sedangkan 2 lagi menyerahkan diri ke polres.

"Penyelidikan masih dilakukan. Dari keterangan awal, itu hanya salah komunikasi saja" tukas Heru.

Kasus pengeroyokan itu bermula sekitar pukul 10.00 WIB, keempat mahasiswa Papua masuk ke minimarket di Seturan, Depok, untuk berbelanja. Ketika berada di kasir, keempat pelaku tidak mau membayar. 2 Anggota TNI Praka Bathasar Lermatan dan Praka Silvester Tawurutubun yang sedang berada di supermarket menegur sehingga mereka bersedia membayar dan keluar dari tempat itu.

Namun, saat kedua korban keluar, keempat mahasiswa itu malah menghadang sambil membawa senjata tajam, balok kayu dan batu. Serangan membabi buta yang dilancarkan pelaku dan tak seimbang membuat kedua korban tak berdaya. Praka Lermatan mengalami luka di pipi dan retak pada hidung, sedangkan Praka Silvester mengalami lecet pada ibu jari. (Ant/Adi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini