Sukses

Tegang! Masyarakat Menanti Hasil Pemilu Malaysia Ke-13

Puluhan orang berkerumun, dengan raut wajah penasaran, menatap lekat layar televisi.

Puluhan orang berkerumun, dengan raut wajah penasaran, menatap lekat layar televisi. Semuanya punya tanda yang sama, tinta biru yang mulai luntur di jari. Mereka adalah warga negara Malaysia yang baru memberikan suara dalam pemilu ke-13. Mereka semua berdebar menanti hasilnya.

Angka-angka yang tertera membuat sebagian orang gelisah, geleng-geleng kepala kecewa. Lainnya tertawa puas. Salah satunya seorang bapak yang tersenyum lebar saat perolehan parlemen Barisan Nasional (BN) tertera 8, lalu dengan cepat bertambah sampai 15. Meski baru kemenangan sementara, ia optimistis jagoannya menang.

"Sudah 56 tahun berkuasa, negara dah baik mau ubah apa lagi? Kalau ikut apa mau lawan (oposisi), bangkrutlah," kata dia kepada Liputan6.com di Bandara LCCT Kuala Lumpur, Minggu (5/5/2013) malam.

Dia mengatakan, pemerintahan Barisan Nasional sudah terbukti. "Belum tentu yang lain berkuasa bisa sebaik ini. Tak perlu bertaruh."

Namun, saat Liputan6.com meminta izin untuk wawancara, ia menolak, juga untuk menyebut nama. "Wartawan Indo ada hidden agenda, tak ada etika. Saya baca koran (menyebut sebuah harian berbahasa Inggris). Tak ada laporan yang benar dari Malaysia sini," tuding dia.  

Sementara, ada juga May Tan. Dia rela pulang kampung ke Malaysia dari Singapura, tempatnya bekerja. Hanya untuk memilih.

Ini adalah kali pertamanya perempuan 28 tahun itu memberikan suara. Di Malaysia, usia minimum seseorang memiliki hak pilih adalah 22 tahun. "Ini adalah hari yang sangat penting buat kami,"kata dia kepada Liputan6.com.

Selain melaksanakan kewajiban pada negara, ada alasan mengapa May rela mudik ke negeri jiran. "Saya menginginkan perubahan. Saya kira banyak orang berpikir demikian."

Menyaksikan Barisan Nasional yang memimpin perolehan suara, May mengaku, sejak awal ia tak berharap partai yang ia sokong menang. "Yang penting saya sudah melakukan yang terbaik," kata dia.

Lalu, kata-kata perempuan berkaca mata itu terhenti. "Tapi, kalau Barisan Nasional menang, tentu saja saya kecewa, sangat kecewa."

May menyebut, peran media signifikan mempengaruhi para pemilih. Dan di Malaysia, yang menerapkan kontrol ketat terhadap pers, hari-hari terakhir marak memuat berita tentang sepak terjang koalisi pemerintah.

"Saya tidak percaya dengan media di Malaysia. Lebih percaya pada media asing," lanjut dia.

Dengan kontrol yang terlampau ketat juga, May mengakui, ada kecenderungan warga Malaysia takut bicara pada media, menaruh kecurigaan pada jurnalis, apalagi soal politik. "Sangat mengherankan, kami sudah sejauh ini namun untuk mengeluarkan pendapat saja masih takut dan merasa terancam."

Barisan Nasional Memimpin

Memang belum final, namun hasil perhitungan sementara menunjukkan keunggulan Barisan Nasional.  

Komisi pemilihan Malaysia atau suruhan Jaya Pilihan Raya menyebut koalisi yang dipimpin PM Najib Razak itu memenangkan 124 dari 222 kursi parlemen. Sementara Pakatan Rakyat, koalisi tiga partai yang dipimpin Anwar Ibrahim hanya mendapatkan 73 kursi.

Ini bisa jadi kemenangan ke-13 BN yang diraih setelah negeri jiran merdeka dari Inggris pada 1957. Meski kali ini mendapatkan tantangan berat dari kubu oposisi.

PM Najib minta semua rakyat Malaysia menerima dengan kemenangan kubunya. "Kita perlu menunjukkan pada dunia bahwa negara kita punya demokrasi yang matang," kata dia seperti dimuat CTV News, Minggu (5/5/2013).

Sementara, Anwar memberi sinyal, oposisi mungkin akan mempersoalkan hasil pemungutan. Menurut dia, sejumlah dugaan penyimpangan membuat pihaknya kehilangan kursi, dengan selisih suara tipis.

Hanya beberapa menit setelah BN mendeklarasikan kemenangannya, ribuan pendukung oposisi mengganti profil Faccebook mereka dengan foto kota suara berwarna hitam. Simbol kecemasan. Juga kekecewaan.

Sesuai hasil sementara, pihak oposisi tetap menguasai bagian utara negara Penang, salah satu wilayah terkaya Malaysia, dan kuat di Kuala Lumpur, di mana para pemilih kelas menengah menuntut perubahan.

Sementara, BN berhasil merebut suara  di kawasan pedesaan, terutama di Kalimantan.

PM Najib, yang menjabat pada tahun 2009, sebelumnya memulai sebuah kampanye besar untuk memoles citra koalisinya. Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah telah memberikan bantuan tunai kepada keluarga berpenghasilan rendah. Juga menggunakan surat kabar dan televisi  untuk mengkritik kemampuan oposisi untuk memerintah. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.