Sukses

Capres Jawa Masih Favorit

Meski sebesar 41,3 persen pemilih pemula tidak mempermasalahkan primordialisme, kecenderungan mereka masih memilih presiden dari suku Jawa

Para pemilih muda atau pemula dinilai cenderung bersifat rasional dan otonom. Sehingga, faktor kemampuan (capability) dalam memecahkan masalah menjadi faktor utama pemilih muda menentukan calon presiden (capres) pilihan dalam Pemilu 2014 mendatang.

Selain itu, faktor track record dan program kerja juga dipertimbangkan. Sedangkan faktor primordial, seperti suku, agama, dan kedaerahan, kurang menjadi pertimbangan bagi para pemilih muda. Namun, hal itu berbeda dengan para pemilih di Indonesia pada umumnya.

"Kecenderungan voting behavior masyarakat Indonesia secara umum, yang mayoritas, masih menghendaki Presiden RI mendatang berasal dari suku Jawa," ujar Peneliti Utama LSN Dipa Pradipta di Jakarta, Minggu (5/5/2013).

Ia menjelaskan sebagian besar pemilih muda sebesar 41,3 persen tidak mempermasalahkan primordialisme. Meski demikian secara rasional mayoritas mutlak atau sebanyak 94,6 persen mengaku akan memilih capres atau partai sesuai dengan hati nuraninya.

"Hanya 3.6% saja, yang mengaku akan meminta pendapat dan saran orang lain, sebelum memilih capres atau partai," jelas Dipa.

Hal ini berdasarkan survei LSN 1-7 April 2013 yang dilaksanakan di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh penduduk Indonesia, yang berusia 16 sampai dengan 20 tahun. Atau mereka yang baru pertama kali memiliki hak pilih pada Pemilu 2014 mendatang.

Jumlah sampel sebanyak 1230 responden, yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara purposive random sampling. Simpangan kesalahan (margin of error) sebesar 2.8% dan pada tingkat kepercayaan (level of convidence) 95%. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan responden, dengan berpedoman pada quesioner. Survei tersebut, dilengkapi dengan riset kualitatif melalui wawancara mendalam (deep interview) dan analisis media.(Adi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini