Sukses

VIDEO: Arif, Bangun Jembatan Demi 'Sekolahkan' Anak Bangsa

Banyak anak-anak di Pandeglang dan Lebak yang harus berangkat sekolah dengan berbasah-basahan, melintasi sungai berair deras.

Kabupaten Pandeglang dan Lebak, Banten memang tidak jauh dari DKI jakarta. Tapi ternyata banyak anak-anak di daerah itu yang selama ini harus berangkat sekolah dengan berbasah-basahan, melintasi sungai berair deras.

Usia masih belia, tapi anak-anak Desa Batu Hideung, Pandeglang, Banten sudah merasakan sulitnya perjuangan meraih cita-cita. Setiap hari, mereka jalan kaki sejauh 10 km selama ber jam-jam.

Hal serupa tampak di Desa Cegok dan Desa Aer Jeruk. Karena tiada jembatan, tiap hari anak-anak menerjang arus sungai hanya untuk tiba di sekolah. Bila hujan hingga sungai meluap, anak-anak tidak bisa pergi ke sekolah. Mereka yang sudah sampai di kelas terpaksa menginap di sekolah.

Terpanggil oleh situasi tersebut, seorang ayah 3 anak membangun jembatan-jembatan yang dibutuhkan warga, tanpa bantuan dana sepeserpun dari pemerintah daerah setempat.

Seorang mantan manajer perusahaan penerbangan nasional bernama Muhammad Arif Kirdiat ini rupanya tidak bisa berpangku tangan. Tahun 2011, Arif memulai gerakan bernama Relawan Kampung dengan tujuan menyediakan jembatan untuk warga Pandeglang. Arif tidak menunggu uluran tangan pemerintah daerah.

Di sela-sela aktivitas menjalankan bisnis travel, pria lulusan Singapura ini menggalang dana lewat jejaring sosial. Dana pun akhirnya terkumpul, tapi membangun kepercayaan masyarakat yang ternyata telah biasa kecewa tidaklah mudah.

Kini telah berfungsi 3 jembatan beton dan 2 jembatan gantungkarya relawan kampung di Kabupaten Pandeglang dan Lebak.

Arif pernah mendengar, dana yang biasa diajukan untuk membangun jembatan sejenis di atas Rp 350 juta. Tapi arif menemukan biaya sesungguhnya adalah di bawah Rp 100 juta.

Karya Relawan Kampung ini sungguh disyukuri warga setempat yang sejak Indonesia merdeka, baru kali ini punya jembatan. Ayah 3 anak ini telah bertekad terus membangun jembatan, agar anak-anak desa tidak perlu ke sekolah dengan kaki basah. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini