Sukses

Pengamat: Fenomena Caleg Selebriti Ancam Sistem Politik

Munculnya fenomena kalangan selebriti menjadi calon legislatif dapat mengancam sistem politik yang memadai.

Munculnya fenomena kalangan selebriti menjadi calon legislatif dapat mengancam sistem politik yang memadai. Bahkan, kualitas demokrasi 2014 pun diduga turut terancam.

"Fenomena ini akan mengancam sistem politik yang memadai. Dan yang lebih membahayakan lagi jika nanti mereka banyak terpilih, akan mengancam kualitas demokrasi 2014," ujar pengamat sosial politik Universitas Gajah Mada Arie Sujito di Jakarta, Jumat (3/5/2013).

Sujito menuturkan, ancaman ini jelas dengan melihat kualitas caleg selebriti yang belum memiliki jaminan kualitas. Padahal, kata dia, belajar dari pengalaman sebelumnya tidak sedikit kalangan selebriti yang menjadi legislatif, namun hanya beberapa yang terlihat mumpuni.

"Lihat saja sekarang, hanya beberapa yang terlihat cukup bagus, misalnya Nurul Arifin dan Rieke," ucapnya.

Dengan rendahnya kualitas atau kemampuan legislatif para caleg selebriti ini, lanjut Sujito, tentu akan mengancam sistem politik. Karena fungsi kontrol legislatif terhadap eksekutif akan lemah.

"Jelas, dengan kemampuan legislatif rendah, fungsi kontrol legislatif terhadap eksekutif akan lemah. Pemilu Presiden 2014 tidak ada kualitas karena legislasi lemah," tuturnya.

Dia mengimbau kepada semua kalangan, khususnya kalangan akademisi, LSM, ormas atau mahasiswa untuk berpartisipasi memberikan pendidikan politik kepada masyarakat (pemilih).

"Ini jalan satu-satunya, mencerdaskan pemilih. Menjadikan pemilih yang cerdas, tidak memilih karena uang atau popularitas. Maka itu kalangan akademisi, LSM, Ormas, atau mahasiswa harus turun memberikan pendidikan politik. Karena mengandalkan parpol tidak bisa," terang Sujito. (Frd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini