Sukses

Demo Hardiknas Mahasiswa Makassar Ricuh, Pos Polisi Dibakar

Aksi yang berlangsung di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan ini diwarnai bentrokan antara mahasiswa dengan aparat kepolisian setempat.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dirayakan dengan unjuk rasa mahasiswa di Makassar, Sulawesi Selatan. Aksi yang berlangsung di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan ini diwarnai bentrokan antara mahasiswa dengan aparat kepolisian setempat.

Kejadian bermula saat salah satu mahasiwa Univeristas 45 Makassar bernama Wawan berorasi di atas mobil truk di depan kantor gubernur. Tiba-tiba, ada oknum yang sengaja melempar batu ke arah polisi, pegawai kantor gubernur, dan satpol PP yang sedang mengamankan jalannya aksi. Selang beberapa saat, polisi pun merangsek dan membubarkan mahasiswa serta merusak sebuah motor.

Namun mahasiswa mengaku tak ada rencana melakukan perlawanan terhadap aparat terlebih terlibat bentrok. Bahkan pihak mahasiswa menuding ada penyusupan provokator dalam aksi mereka. "Dan sengaja merusak aksi kami," imbuh Irwan salah satu peserta aksi.

Tak terima rekan mereka ditangkap dan motor dirusak, mahasiswa pun melakuan perlawanan dengan melempar batu dan kayu ke arah polisi, pegawai gubernur, dan satpol PP. Aksi itu kemudian dibalas dengan lemparan batu dari petugas.

Bentrokan yang berlangsung sekitar 3 jam itu membuat arus lalu lintas sekitar menjadi macet. Polisi dan para pegawai dan satpol PP akhirnya membubarkan massa secara paksa dengan menyerang balik mahasiswa.

Mahasiswa juga sebelumnya melempari bom molotov ke salah satu pos penjagaan satpol PP di kantor Gubernur Sulsel. Aksi itu dibalas dengan tembakan gas air mata petugas.
     
Bentrokan tak hanya terjadi di Kantor Gubernur di Jalan Urip Sumoharjo. Di lokasi lain seperti Pandang Raya juga terjadi kericuhan. Salah satu pos polisi dibakar massa. Hal itu terkait penangkapan polisi terhadap 4 mahasiswa.

Aksi berlangsung sejak pagi hingga sore di beberapa titik. Seperti di bawah jembatan fly over, kantor DPRD Provinsi Sulsel, Kantor Dinas Pendidikan Sulsel, dan Kantor Gubernur Sulsel.

Mereka menuntut pemerintah untuk tidak melakukan komersialisasi pendidikan. Menolak Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), serta menilai Ujian Nasional (UN) gagal karena tidak maksimal, termasuk mengalokasikan anggaran APBN 20 persen untuk pendidikan.

Menurut kepolisian, ada 15 orang ditangkap dalam aksi ini. Hingga kini, aparat masih menjaga lokasi bentrok. Sementara mahasiswa Universitas Muslim Indonesia dan Universitas 45 masih memblokade jalan menuntut rekan mereka dibebaskan.(Ant/Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini