Sukses

Hardiknas, M Nuh Dihadiahi 'Surat Cinta Untuk Mendikbud'

Pada peringatan Hardiknas tahun ini, Mendikbud M Nuh mendapatkan kado spesial dari para mahasiswa. Kotak bertuliskan 'Surat Cinta Untuk Mendikbud' itu diserahkan langsung mahasiswa ke tangan sang menteri.

Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mendapatkan kado spesial dari para mahasiswa. Kotak bertuliskan 'Surat Cinta Untuk Mendikbud' itu diserahkan langsung mahasiswa ke tangan sang menteri.

"Semoga bapak bisa membaca dan mengerti aspirasi kami," kata seorang perwakilan mahasiswa kepada Nuh di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Kamis (2/5/2013).

10 mahasiswa yang beruntung menemui Nuh ini merupakan perwakilan dari puluhan mahasiswa dari berbagai universitas yang bergabung untuk menolak pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dan kurikulum 2013. Selama 1 jam, kesepuluh mahasiswa ini mencecar Nuh dengan berbagai pertanyaan.

Dalam pertemuan itu, salah seorang mahasiswa mempertanyakan alasan UN dijadikan sebagai standar pendidikan di Indonesia. Padahal UN justru memancing sikap tak jujur siswa. Menanggapi pertanyaan ini, Nuh menjawab santai.

"Sampean bayangkan, kapan sih orang tahu jujur atau tidak jujur, saat kapan? Kalau dia punya kepentingan dan punya kesempatan, dia lakukan itu, baru terbukti," ucap Nuh.

"Kalau seseorang belum pernah jadi bendahara, lalu saya katakan orang ini jujur, saya belum berani katakan karena dia belum teruji. Teruji kalau dia ada desakan untuk ambil uang, tapi tidak diambil. Jika alat untuk melatih kejujuran dicabut, bagaimana kita tahu dan menilai seseorang itu jujur?" imbuhnya.

Nuh kemudian menceritakan asal muasal UN. Sebelum UN diberlakukan, pemerintah sempat menerapkan ujian yang dipegang alih masing-masing sekolah. Namun, untuk standarisasi nilai pada semua sekolah di Indonesia, dilahirkanlah UN.

"Dulu awalnya, ujian itu nasional, dan semua tidak lulus. Lalu dikembalikan ke sekolah, semua dapat 8 atau 9. Tapi gimana caranya bedakan nilai 8 di sekolah A dan sekolah yang lain? Akhirnya lahirlah Ebtanas, atau sekarang dikenal UN," ujar Nuh.

Mengenai pelaksanaan kurikulum 2013, Nuh menyatakan belum bisa sepenuhnya dijalankan. "Itu tidak akan langsung diterapkan 100 persen. Itu akan diterapkan bertahap dan terbatas," pungkas Nuh. (Ndy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini