Sukses

Minta Ganti Rugi, Warga Waduk Pluit: Kalau Perlu Perang, Perang!

Tak henti-hentinya warga yang menduduki tanah Pemprov DKI Jakarta di Waduk Pluit, Jakarta Utara, membuat Ahok pusing kepala.

Tak henti-hentinya warga yang menduduki tanah Pemprov DKI Jakarta di Waduk Pluit, Jakarta Utara, membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pusing kepala. Saking jengkelnya, lelaki yang akrab disapa Ahok ini bahkan menyebut warganya yang menuntut ganti rugi atas tanah yang bukan haknya itu sebagai komunis.

Meski dijanjikan kunci Rusun Marunda, warga tetap ngeyel tak mau pindah dari Waduk Pluit. Jika dengan memblokir akses jalan menuju kediaman Ahok di Pantai Mutiara dirasa tak cukup, mereka mengancam akan perang.

"Kalau perlu perang, kami akan perang deh kalau belum ada kesepakatan harga," cetus Ketua RT 19/17, Jalan Kebun Tebu, Penjaringan, Jakarta Utara, Syahroni, di lokasi, Kamis (25/4/2013).

Padahal sebelumnya, Lurah Penjaringan telah menasihati mereka untuk melepaskan tanah itu, saat warga datang mengadukan hasil dialog pada 18 April lalu. "Tolong direlakan saja, ya," ucap Syahroni menirukan perkataan Lurah Pluit.

Namun mereka tetap berkeras. "Ya enggak bisa direlakan begitu saja. Wani piro (berani bayar berapa)?" ucap Syahroni.

Sementara itu, berbagai tulisan-tulisan kecaman warga pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bertebaran di sepanjang jalan menuju kompleks perumahan Pantai Mutiara, tempat Ahok bermukim. Selain spanduk, tempat sampah dan tembok menjadi lahan bagi warga mencurahkan isi hatinya.

Di antara tulisan itu berbunyi, "Jangan samakan kami dengan hewan", "Jokowi cuma bikin rakyat sengsara", dan "Kami menolak penggusuran".

Sebelumnya, demi mencegah banjir di Ibukota, Gubernur DKI Jakarta Jokowi berencana menormalisasi Waduk Pluit. Namun warga yang mendiami lahan sekitar waduk seluas 80 hektar itu menolak.

"Kita kejar-kejaran dengan banjir. Waduk pluit itu adalah cara utama mengatasi banjir Jakarta," ujar Jokowi 23 April lalu.

Beberapa kali dialog dengan warga telah dilakukan Jokowi. Mereka juga dijanjikan akan menghuni Rusun Marunda, namun niat baik ini ditolak warga. (Ndy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini