Sukses

5 Teori Konspirasi Yang Merebak Dalam Tragedi Bom Boston

Beberapa teori konspirasi terkait bom Boston merebak, mulai dari sesaat setelah bom kembar di Boston Marathon meledak sampai tersangka ditangkap.

Dalam setiap bencana atau insiden tragis, media sosial memainkan peran penting untuk memberi informasi, kabar, korban dan bantuan. Namun di sisi lain, media ini dijadikan alat untuk menyebar isu atau rumor hingga menjadi teori konspirasi.

Hal ini terjadi pada tragedi bom Boston. Beberapa teori konspirasi merebak, mulai dari sesaat setelah bom kembar di Boston Marathon meledak sampai tersangka ditangkap. Berikut 5 teori konspirasi insiden bom Boston yang dihimpun Liputan6.com, Rabu (24/4/2013).

1. Pria Misterius di Atap

Dalam hitungan jam, teori konspirasi bom Boston merebak di Twitter soal foto yang menjepret pria misterius di atap, berpakaian hitam di atap sebuah gedung di sekitar lokasi ledakan.

Foto tersebut diunggah pemusik parodi Frank Ocean dalam akun twitternya. "Siapa pria dia atap itu," tulisnya, seperti dimuat News.com.au

Tweet foto Frank tersebut telah di-retweet sebanyak 1.904 kali. Sejumlah pemilik situs mikroblog itu mempertanyakan mengapa media tak memberitakan soal itu. Tentang pria berpakaian hitam-hitam di TKP.

Namun, salah satu pengguna Twitter @Urban_Supremacy menanggapi bahwa, pria yang ada di atap tersebut adalah pegawai keamanan Boston Marathon. "Saya sudah mendapatkan konfirmasi, pria di atap tersebut tak lain tak bukan adalah petugas keamanan Boston Marathon".

2. Kisah Dipelintir

Di saat situasi berduka, ada saja yang memanfaatkan Facebook, Twitter, maupun pesan yang menyebar bak virus di dunia maya -- menjebak orang-orang berhati baik untuk mempercayai kisah yang sama sekali tak benar alias palsu. Bahkan berniat menangguk keuntungan dari musibah.

Salah satunya tentang foto populer seorang pemuda yang memeluk seorang korban bom dengan penuh kasih.

Foto itu asli, diambil dari lokasi kejadian, namun cerita tentangnya yang dipalsukan alias dipelintir. Cerita yang beredar liar menyebut, perempuan yang jadi korban itu adalah kekasihnya yang tewas, padahal pria tersebut berencana melamarkan setelah ajang Boston Marathon.

Akun di media sosial bahkan mengajak orang-orang berpakaian merah sebagai simbol solidaritas. Kisah itu membuat orang-orang membubuhkan tanda "Likes" ratusan ribu kali pada foto itu di media sosial.

Padahal, kejadiannya tak seperti itu. Perempuan yang jadi korban itu tak tewas. Keduanya tak saling mengenal, pria muda baik hati itu hanya berusaha menolong korban yang sama sekali tak ia ketahui identitasnya.

3. Pria Telanjang

Meski dua tersangka pelakunya telah diketahui: Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev, insiden Bom Boston masih menyisakan banyak misteri. Salah satunya soal pria telanjang, tanpa busana, yang digelandang polisi di depan kamera para pewarta?

Setelah penembakan polisi di MIT, dan kejar-kejaran pelaku Bom Boston hingga Watertown, polisi Boston menahan dan menginterogasi seorang pria. Tak hanya itu, aparat memerintahkannya untuk melepas semua pakaian. CNN bahkan menayangkan rekaman pria tersebut, tanpa selembar benang pun, dikawal masuk sebuah mobil polisi.

Menurut keterangan para saksi mata, termasuk wartawan yang sedang meliput, ia ditangkap di dekat Nichols and Dexter, dekat lokasi baku tembak dengan Tsarnaev bersaudara di Laurel Street.

Siapa pria tersebut sampai saat ini masih misterius. Pihak kepolisian Watertown juga belum mengklarifikasi soal dia -- melecut teori konspirasi soal identitasnya.

Sejumlah teori konspirasi yang beredar di jagad maya menyebut, dunia sedang ditipu oleh penegak hukum Boston dan bahwa pria telanjang adalah biang keladi teror di Boston Marathon, Tamerlan Tsarnaev.

Padahal, penjelasan resmi dari polisi menyebut, Tamerlan tewas ditembak oleh polisi. Dokter yang memeriksa jenazahnya mengatakan, pria asal Rusia itu menderita banyak luka tembak, dan diduga terlindas mobil yang dikemudikan adiknya. Dia menderita gangguan jantung saat tiba di rumah sakit dan meninggal sesaat kemudian.

4. Bomber Dicuci Otak

Sang Paman Ruslan Tsarni mengungkapkan, Tamerlan si pelaku bom Boston dicuci otak oleh seorang pria misterius bernama Misha. Ruslan menyebut, Misha sebagai seorang mualaf asal Armenia dengan pemahaman agama yang keliru.

"Entah bagaimana bisa ia (Misha) mencuci otaknya (Tamerlan)?" ungkap Ruslan menirukan ucapan ayah Tamerlan, Anzor Tsamaev, yang bercerita kepadanya.

Mantan kakak ipar Tamerlan, Elmirza Khozhugov -- yang duduk di sebelah Ruslan saat percakapan -- menuturkan, ibu Tamerlan dan Dzhokhar, Zubeidat pernah mengizinkan Misha berkunjung ke rumah. Saat itu, Misha memberikan khotbah di atas meja dapur.

"Saat itu, Misha menjelaskan soal Islam. Apa yang dianggap baik dalam agama Islam, apa yang buruk dalam Islam," ujar Elmirza yang merupakan mantan suami saudarinya Tamerlan kepada Associated Press.

"Misha sedang mencari sesuatu. Tamerlan juga tengah mencari sesuatu. Mereka bertemu," sambung Elmirza.

Hal ini kemudian menjadi pertanyaan besar banyak orang dan mencuat sebagai teori konspirasi setelah gencar diberitakan sejumlah media di berbagai belahan dunia.

5. Pelaku Terpengaruh Situs Teroris 9/11

Kabar mencuat bahwa pelaku bom Boston tergerak melancarkan aksinya karena terpengaruh sebuah situs Infowars.com yang dikelola Alex Jones.

Seperti dikabarkan News.com.au, melaporkan, duo bomber bersaudara, Tamerlan Tsarnaev dan Dzhokhar Tsarnaev terpengaruh bacaan literatur dalam situs yang Badan Intelijen AS (CIA) sebut sebagai situs yang terkait serangan teroris 9/11.

Mendengar isu yang menghubungkan keterkaitan teroris dengan situsnya tersebut, Alex mengecamnya. "Kalian tahu kan. Semua ini tengah beredar," ucapnya dalam sambungan kamera yang terkoneksi internet.

"Mereka bilang Tamerlan terpengaruh oleh halusinasi yang terus membayanginya. Bahkan mereka melibatkan situs infowars.com di sini. Itu adalah 'serangan' lama ke kami," jelas Alex.

Alex disebutkan sebagai orang yang meyakini FBI berada di balik setiap serangan teroris di AS. Ia juga disebut sebagai penyanggah teori konspirasi di AS.

Hingga kini orang-orang tak berhenti untuk berteori sendiri. Mengingatkan pada teori konspirasi yang muncul selama teror 9/11 -- salah satunya bentuk wajah di asap ledakan, yang digambarkan sebagai "wajah iblis". Padahal, gambar wajah yang disebarluaskan lewat e-mail (Facebook kala itu belum ada) ternyata adalah kreasi seorang peneliti yang menulis thesis soal teori konspirasi kejadian teror terbesar dalam sejarah AS itu.

Dalam insiden bom Boston, 3 orang tewas seketika, termasuk bocah tak berdosa berusia 8 tahun. Ledakan juga mencederai 141 orang, 17 di antaranya dalam kondisi kritis, dan 25 lainnya dinyatakan serius. Dan, setidaknya 10 orang terpaksa diamputasi.

Tamerlan dan Dzhokhar dinyatakan sebagai tersangka yang bertanggung jawab atas tewasnya 3 orang dan lebih dari 180 orang yang terluka akibat 2 bom yang meledak saat lomba maraton di Boston.

Kini Tamerlan sudah tiada. Ia tewas dalam baku tembak dengan polisi di sekitar kampus Insititut Teknologi Massachusetts (MIT). Kabar lain, pria bertopi hitam yang tertangkap kamera CCTV di lokasi bom Boston ini meninggal karena diduga tak sengaja dilindas mobil yang dikendarai Dzhokhar, adiknya.

Sementara Dzhokhar tengah diadili. Ia didakwa saat terbaring di ranjang rumah sakit atas penggunaan senjata massal dan pengrusakan barang yang menyebabkan kematian. Tersangka II ini terancam hukuman mati atau pidana bui seumur hidup. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini