Sukses

Radiasi Radioaktif Terdeteksi di Jepang, Nuklir Korut?

Deteksi dilakukan di Takasaki, Prefektur Gunma, 1.000 km dari lokasi uji nuklir Korea Utara. Sayangnya, itu belum menjawab misteri nuklir Pyongyang.

Jejak radioaktif diduga berasal dari uji nuklir Korea Utara yang dilakukan Februari 2013 lalu, terdeteksi untuk kali pertamanya. Sejauh 1.000 kilometer di wilayah Jepang.

Deteksi dilakukan di Takasaki, Prefektur Gunma, 1.000 km dari lokasi uji nuklir Korea Utara. Kadar lebih sedikit juga terdeteksi di Ussuriysk, Rusia.

Organisasi penentang nuklir, Comprehensive Test Ban Treaty Organization (CTBTO) mengaku mendeteksi isotop "yang konsisten dengan reaksi fisi nuklir."

"Rasio xenon isotop (xenon-131m dan xenon-133) konsisten dengan reaksi fisi nuklir yang terjadi lebih dari 50 hari sebelum terdeteksi," demikian pernyataan CTBTO seperti dimuat Japan Times, dan dilansir kembali oleh News.com.au, Rabu (24/4/2013). "Ini bertepatan dengan "uji coba nuklir Korut yang diumumkan pada 12 Februari lalu." Deteksi dari sebuah stasiun monitoring di Jepang didapat 55 hari setelah ledakan.

Meski demikian, CTBTO mengatakan, meski demikian penemuan tersebut tidak menjawab pertanyaan penting, apakah Pyongyang menggunakan plutonium atau uranium dalam uji coba nuklirnya.

Sebelumnya, pada uji coba nuklir yang dilakukan pada 2006 dan 2009, Korut diketahui menggunakan plutonium. Dan jika ditemukan bahwa mereka melakukan pengayaan uranium tingkat tinggi pada uji coba nuklir ketiganya, akan menandai kemajuan teknologi di negara miskin yang serba tak terduga itu.

Sebaliknya, bagi dunia, itu adalah hal yang layak dikhawatirkan. Bisa jadi Korut punya senjata nuklir.

Sebelumnya, Korut berkoar akan menyerang AS, Korsel, dan Jepang dengan senjata nuklir, menyusul sanksi PBB atas uji coba nuklir terakhir.

Dugaan Lain

Tes nuklir ketiga  Pyongyang terdeteksi melalui gelombang seismik di seluruh dunia. Tapi tidak ada jejak radioaktif yang ditemukan setelahnya. Hingga saat ini.

CTBTO mengakui, tak menutup kemungkinan, radiasi yang terdeteksi diakibatkan oleh apa yang dinamakan radionuklida atau radioisotop dari reaktor nuklir atau aktivitas atomik lainnya. Pengujian masih dilakukan.

Yang jelas, dugaan bahwa radiasi tersebut berasal dari reaktor nomor 1 Fukushima Dai-ichi yang luruh diterjang tsunami Jepang Maret 2011, dikesampingkan.  (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini