Sukses

4 Hari Tertimbun, 3 Korban Longsor di Garut Belum Juga Ditemukan

3 jenazah petani yang tertimbun longsor di kawasan bukit pasir burung, Garut, belum ditemukan dan masih terus dilakukan pencarian.

Memasuki hari keempat pencarian 3 jenazah petani yang tertimbun longsor di kawasan bukit pasir burung, Kampung Puncak Lancang, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Garut, Jawa Barat, masih terus dilakukan. 2 Alat berat yang diterjunkan ke lokasi longsor sejak hari kemarin masih terus berupaya menyingkirkan material longsoran tanah di kawasan area longsor.

Pencarian terhadap tubuh Elah, Nenoh, dan Juhaena, 3 petani yang tertimbun tebing longsor pada hari Sabtu lalu masih juga belum ditemukan. 1 Unit eskavator dan 1 unit loader bergantian menyingkirkan timbunan tanah di sejumlah titik longsoran.

Di hari keempat pencarian ini, Selasa (23/4/2013), masih belum juga ditemukan titik terang terkait lokasi persis keberadaan tubuh para korban mengingat luasnya area longsoran yang mencapai lebih 1 hektare. Selain medan pencarian yang cukup sulit dengan kemiringan tanah 80 derajat, upaya pencarian pun seringkali dihentikan karena terkendala hujan yang kerap turun di lokasi pencarian.

Sulitnya upaya pencarian juga diakui pejabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut Iman Ali Rahman saat ditemui di lokasi pencarian. Iman mengatakan, upaya pencarian akan dibatasi hingga Sabtu mendatang.

Iman berharap pihak keluarga bisa memaklumi dihentikannya upaya pencarian jika hingga Sabtu nanti jenazah ketiga korban tak juga ditemukan. "Kami berjanji akan memberikan santunan kepada keluarga korban," ucap Iman di Garut.

Sementara itu pihak Perhutani menyatakan, lahan yang longsor diperkirakan mencapai 1,5 hektare. Administratur Kph Perhutani Kabupaten Garut M Rosmantika menampik jika pihaknya bekerja sama dengan warga untuk mengolah lahan garapan di kawasan tersebut.

Rosmantika mengaku pihak Perhutani telah melarang aktivitas berkebun dari warga di kawasan lahan milik negara tersebut, karena dinilai berbahaya. Meski demikian, menurut Rosmantika, warga tetap bersikukuh berladang di kawasan bukit pasir burung.

"Kepada keluarga korban longsor, pihak Perhutani telah memberikan santunan sebesar Rp 1 juta per orang. Ke depannya, pihaknya berjanji akan lebih tegas dalam melarang aktivitas warga di kawasan lahan milik Perhutani yang bisa membahayakan jiwa," terang Rosmantika. (Frd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini