Sukses

Demokrat Bantah Singkirkan Loyalis Anas dari DPP dan Daftar Caleg

Sejumlah nama yang selama ini dikenal dekat dengan Anas Urbaningrum tidak masuk dalam DCS dan pengurus DPP Demokrat.

Sejumlah nama yang selama ini dikenal dekat dengan Anas Urbaningrum tidak masuk dalam Daftar Caleg Sementara (DCS) yang didaftarkan Partai Demokrat ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sehingga, pertanyaan pun muncul apakah Demokrat sengaja menggusur para loyalis mantan ketua umum mereka itu.

Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Jero Wacik mengatakan, tidak ada penggusuran loyalis Anas dari daftar caleg oleh partainya. "Tidak ada istilah gusur-mengusur di Partai Demokrat. Tidak ada istilah itu, istilah geser-menggeser. Kami saling menyayangi," ucap Jero usai penyerahan DCS di kantor KPU, Jakarta, Minggu (21/4/2013).

Sejumlah nama yang selama ini dikenal sebagai orang dekat Anas Urbaningrum memang tidak tercantum dalam DCS yang diserahkan Demokrat ke KPU pada hari ini. Mereka antara lain Mirwan Amir, I Gede Pasek, dan Irfan Gani. Selain tak muncul di DCS, mereka juga tidak masuk dalam susunan kepengurusan DPP Demokrat yang diumumkan pada siang ini.

Dari sejumlah tokoh Demokrat yang dikenal dekat dengan Anas, hanya Saan Mustopa yang masih bercokol di jajaran pengurus DPP partai yang dipimpin Susilo bambang Yudhoyono.

Untuk Gede Pasek, Jero menjelaskan yang bersangkutan akan mencalonkan diri sebagai Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Sehingga tidak dicantumkan dalam DCS Demokrat. "Kabarnya daftar untuk DPD. Tapi beliau masih anggota Demokrat, cuma saat ini tidak lagi duduk menjadi pengurus," kata Jero.

Namun, saat ditanya apakah Saan Mustopa masuk dalam DCS, Jero enggan menanggapi. Ia buru-buru memasuki mobilnya yang terparkir di halaman parkiran gedung KPU.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua juga mengatakan alasan yang sama. Gede Pasek tidak dipasang sebagai caleg karena akan mendaftar sebagai calon DPD.

Pasek, tambah dia, juga tidak dicantumkan dalam pengurus DPP Demokrat karena alasan tersebut. "Kan nantinya diprotes oleh lembaga DPD itu, kan engga boleh, itu harus independen," ujarnya.

Sedangkan, tambah Max, Mirwan Amir tidak tercantum dalam daftar baru pengurus Demokrat karena keputusan tim formatur yang dipimpin oleh SBY. "Ya saya kira begini, ketika ini tidak diakomodasi nanti dibilang ada kelompok yang tersingkir, sekarang diakomodasi ada opini lagi," ujarnya.

Menurut Max, dalam kepenguruan Demokrat yang baru tidak ada kubu yang tersingkir. "Tidak ada kubu-kubuan maksud saya," kata Max. (Eks)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini