Sukses

Tak Loloskan 4 Partai, KPU: Enggak Benar Itu!

KPU membantah beredarnya isu 4 partai politik tidak lolos dalam peserta Pemilu 2014 yang kini diloloskan KPU.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) membantah beredarnya isu 4 partai politik tidak lolos dalam peserta Pemilu 2014 yang kini diloloskan KPU dalam verifikasi administrasi. Isu yang diduga dibeberkan Kepala Biro Hukum (Karokum) KPU dinilai tidak valid.

"Kemaren katanya disampaikan Ketua Biro Hukum, pas kami tanya katanya bukan. Jadi enggak benar ini," ujar Sekjen Komisi Pemilihan Umum Arif Rahman Hakim kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (19/4/2013).

Selain membantah isu, dia juga menegaskan data tersebut tidaklah valid. Dia menduga ada pihak yang sengaja memanfaatkan isu ini untuk memojokkan KPU.

"Dari 4 partai tersebut, saya hanya menjadi koordinator untuk Hanura. Tapi kan aneh, masa keempat partai ini menjadi file saya. Berarti semakin menunjukkan ada siapa yang bermain. Saya ingin fair saja," tutur Arif.

Terkait data pada 23 Oktober 2012, itu juga dibantahnya. Menurut Arif penyerahan data ke KPU pada 28 Oktober 2012. "Dari situ saja sudah tidak benar karena tanggal penyerahan data itu tanggal 28," tegasnya.

Sebelumnya, mantan Kepala Biro Hukum Komisi Pemilihan Umum Nanik Suwarti mengatakan seharusnya partai politik tak lolos verifikasi administrasi bukan saja Golkar, PKS, PPP, dan Hanura, tapi masih banyak lainnya.

Hal itu terungkap dalam sidang yang digelar Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) terkait dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan 7 komisioner Komisi Pemilihan Umum, Kamis 18 April lalu.

Menurut Nanik, pada 23 Oktober 2012, 50 komputer di Hotel Borobudur untuk menginput seluruh data verifikasi partai politik diserahkan ke Kantor KPU. Saat itu juga dirinya dipecat KPU atas sidang DKPP.

Belakangan diketahui pengumuman hasil verifikasi pada 25 Oktober untuk partai yang lolos administrasi kemudian diundur pada 28 Oktober 2013. Anehnya, sejumlah partai yang seharusnya tak lolos dinyatakan lolos.

"Bukan cuma empat sebetulnya. Kalau mau jujur lebih dari itu. Saya enggak pernah menyebutkan Golkar, PKS, Hanura dan PPP. Yang sebut itu para pengadu dan pelapor. Saya hanya jelaskan waktu verifikasi tanggal 23 (Oktober) itu," ucap Nanik.

Pernyataan Nanik meluruskan pernyataan Bahtiar, kuasa hukum pengadu Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia yang menuding Nanik mengiyakan 4 partai yang tak lolos harusnya Golkar, PPP, Hanura dan PKS.

Ia menegaskan, memang tak bisa membuktikan partai lain tak lolos verifikasi administrasi. Pasalnya, semua data ada di 50 komputer yang dibawa dari Borobudur ke KPU pada 23 Oktober 2012.

Apalagi, semua verifikator saat di Hotel Borobudur, termasuk dirinya, harus melepas jaket, melepas sepatu, dan dilarang membawa laptop ataupun membawa flasdisk. Ia memastikan semua data ada di komputer.

Selain Nanik, stafnya juga mengetahui ada banyak parpol tak lolos verifikasi. Mereka tidak berni mengungkapkan itu karena masih menjadi pegawai KPU, dan ini berbeda dengan dirinya yang sudah dipecat dan pensiun.

Dalam persidangan, PPPI memperlihatkan data hasil verifikasi berlogo KPU, yang menunjukkan empat partai yang disebutnya tak memenuhi syarat minimal 75 persen kepengurusan di tingkat kabupaten atau kota.

Ketua majelis pemeriksa Jimly Asshiddiqie, lalu bertanya kepada Bahtiar dari mana data yang ditunjukkan lewat slide diperoleh. Namun, Bahtiar merahasiakan pembocor data. Setelah ditanya terus, ia menuduh Nanik.

Terang saja Nanik tak menerima tuduhan Bahtiar. Ia mengaku sama sekali tak pernah tahu soal parpol yang tak lolos administrasi atau menyebut 4 nama. Ia hanya menjelaskan terakhir kali melihat data pada 23 Oktober 2012.(Ais)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini