Sukses

PNS Lampung Diduga Perkosa Siswi YO di Tempat Ibadah

Warga di Kabupaten Waykanan, Lampung, harap pemkab setempat mencopot PNS dan honorer yang diduga memerkosa siswi YO (16).

Sejumlah warga di Kabupaten Waykanan, Lampung, berharap pemerintah kabupaten setempat mencopot status dan jabatan oknum PNS dan honorer yang diduga melakukan pemerkosaan terhadap YO (16), pelajar kelas X di salah satu SMA di Kabupaten Waykanan.

"Ditinjau dari berbagai sudut pandang, pemerkosaan terjadi pada pelajar YO itu biadab. Dilakukan di tempat ibadah umat Islam dan lingkungan pemerintah. Karena itu kami berharap pelaku dipecat tanpa menunggu proses hukum," kata warga Kelurahan dan Kecamatan Blambangan Umpu, Fadilatul Rahman Fikri, di Waykanan, Selasa (16/4/2013).

Pada Kamis 11 April lalu, Kasat Reskrim Polres Waykanan AKP Yohanis didampingi Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Bripka Tosira dan sejumlah anggota melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), yakni ruang salat Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset.

Setelah melakukan olah TKP, polisi menyita ambal atau karpet warna cokelat bergambar kuda, yang menurut sejumlah staf biasanya tidak diletakkan di ruang peribadatan di TKP itu, untuk keperluan penyelidikan.

Barang bukti lain yang ada pada polisi berupa uang Rp 1,5 juta, 15 pecahan Rp 100 ribu, HP merek Nokia warna pink, dan pakaian korban saat kejadian.

"Kami tidak terima tempat beribadah dan lingkungan pemerintah dijadikan tempat berbuat maksiat. Kami mengutuk itu," tegas Fadilatul yang bersama sejumlah masyarakat menemui Sekdakab Waykanan Bustam Hadori pada Senin 15 April.

Namun demikian, kata Fadilatul, waktu bertemu Sekdakab sangat singkat, sekitar 3 menit. Sebab pada Rabu 17 April mendatang, akan ada aksi lebih besar untuk menyampaikan tuntutan tersebut.

Dugaan pemerkosaan terhadap YO pada Selasa 9 April oleh 4 pemuda yang sebagian di antaranya PNS dan honorer di Bagian Umum Pemerintah Kabupaten Waykanan memunculkan sejumlah tanggapan dari masyarakat, baik dari mulut ke mulut, juga di media sosial seperti facebook.

Wakil Ketua KNPI Waykanan Randy Farada melalui akun facebook menyatakan, sulit mau membenarkan pelaku atau menyalahi si korban. Pertama mereka (pelaku) melakukan itu dengan anak di bawah umur.

"Kedua, dilakukan di perkantoran dan lebih parah lagi di musala. Ketiga, kabarnya mereka (pelaku) PNS dan menggunakan narkoba," ujar Randy. (Ant/Frd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini