Sukses

'2 Bom di Lomba Lari Maraton Boston Aksi Terorisme'

Senator dari Badan Intelijen AS, Dianne Feinstein menyebut, 2 ledakan tersebut merupakan aksi terorisme.

Dua bom meledak saat lomba lari maraton digelar di Boston, Senin 15 April 2013, pukul 14.50 waktu setempat. Akibatnya, 3 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka. Kepolisian setempat masih menelusuri pelaku.

Senator dari Badan Intelijen AS, Dianne Feinstein menyebut, 2 ledakan tersebut merupakan aksi terorisme. Sebab pihaknya sama sekali tidak menemui adanya indikasi bakal terjadi ledakan.

"Ini adalah aksi terorisme," ujar Feinstein, seperti dimuat Boston Herald, Selasa (16/4/2013).

Senator dari Georgia, Saxby Chambliss juga menyatakan hal serupa: 2 bom besar yang meledak di lomba maraton Boston merupakan serangan teroris. "Dari fakta-fakta yang saya lihat, ini adalah serangan teroris.

Dijelaskan dia, Badan Intelijen AS akan terjun langsung untuk menyelidikinya, serta mencegah ledakan susulan terjadi. "Kita harus mencegah bom susulan terjadi," tegas dia.

Senator lainnya, Susan Collins, R-Maine, dan Angus King, dan I-Maine menyatakan, dari laporan media, diketahui beberapa perangkat peledak memang sengaja didesain untuk memborbardir acara nasional yang ditunggu-tungu banyak warga.

"Karenanya, acara ini diduga sudah menjadi target," ucap para senator tersebut.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengutuk peledakan bom dalam lomba maraton di Boston. Dia memastikan pelaku peledakan di Boston akan mendapat hukuman berat.

"Setiap individu yang bertanggung jawab, setiap kelompok yang bertanggung jawab, akan merasakan hukuman yang berat," kata Obama.

Obama mengatakan, Boston merupakan kota yang damai. Seluruh warga Amerika Serikat akan berada di belakang warga Boston dalam menghadapi tragedi ini.

Ledakan itu terjadi sekitar 3 jam setelah pemenang lomba mencapai finis. Sebanyak 2 orang tewas. Sementara, 110 terluka, 14 di antaranya dalam kondisi serius. Sebanyak 4 korban luka masih anak-anak.(Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.