Sukses

Korut Pasang Posisi Rudal Saat Menlu AS John Kerry di Korsel

Korut dilaporkan memasang posisi rudal saat Menlu AS John Kerry tengah berbicara dengan Presiden Korsel Park Geun-hye.

Suasana Semenanjung Korea semakin mencekam saat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat menyambangi Korea Selatan, Jumat 12 April waktu setempat. Korea Utara, negara yang terus mengembar-gemborkan ancaman peluncuran rudal perang dilaporkan memasang posisi rudal saat Kerry tengah berbicara dengan Presiden Korsel Park Geun-hye.

"Saat Kerry tengah berbicara dengan Geun-hye, Korut tengah mengatur posisi 5 rudal ke pesisir timur negaranya. Hal yang paling mengkhawatirkan adalah apabila rudal Musudan Korut benar-benar diluncurkan dan menghancurkan pangkalan militer AS di Guam dan Jepang," demikian laporan intelijen rahasia, seperti dilansir Los Angeles Times, Sabtu (13/4/2013).

Namun dalam laporan intelijen, tidak disebutkan maksud dan tujuan pengaturan posisi rudal itu.

Dalam dialog, Kerry dan Geun-hye membicarakan krisis Semenanjung Korea yang makin memanas dan serius. Menlu AS yang baru saja menggantikan Hillary Clinton itu menyebut adanya kemungkinan bagi Korut dan Korsel untuk berdamai, atau bahkan bersatu menjadi 1 negara.

"Tujuan kami jelas, memperkuat sekutu. Tapi kami juga akan menekankan usaha untuk menuju perdamaian, (Korut-Korsel) bersatu kembali. Ini semua untuk masa depan Korea," tutur Kerry.

Pemimpin muda Korut Kim Jong-un saat ini tengah memerintahkan militernya untuk bersiap uji coba rudal untuk memperingati ulang tahun sang kakek, Kim Il-sung yang juga pendiri Korut.

Kerry menilai hal itu merupakan kesalahan besar. "Karena hal tersebut bakal mengisolasi Korut. Rakyat mereka butuh makanan, bukan rudal," jelas Kerry.

Sementara itu, Presiden Korsel Geun-hye menyatakan, siap mendengarkan apapun yang dimaksud Korut. Korsel akan terbuka untuk berdialog, termasuk dialog soal tempat industri Kaesong.

"Kami akan mendengarkan apapun yang Korut pikirkan," ungkap ajudan mengutip apa yang diucapkan Geun-hye.

Setelah berkunjung ke Korsel, Kerry selanjutnya bakal menyambangi China pada Sabtu 13 April dan Jepang Minggu 14 April.

"Kerry akan meminta China yang notabene-nya sebagai sekutu Korut untuk menghentikan retorika perang Pyongyang. Ia juga bakal berdiskusi soal bagaimana sikap AS dan Korsel terhadap Korut," ungkap pejabat AS, seperti dimuat VOA. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini