Strategi DCS Hanura Nonton Bioskop, Demokrat Total Football

Belum ada partai politik yang menaruh daftar caleg sementara (DCS) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tiap parpol memiliki alasannya masing-masing.

Partai Hanura memiliki alasan partainya menggunakan filosofi nonton bioskop dalam pendaftaran DCS. Sementara Partai Demokrat menerapkan taktik Total Football agar semua caleg yang dipilihnya berkualitas.

"Kalau kita mau daftar ke KPU, sama seperti mau nonton bioskop. Ada jam yang ramai kan? Kita pilih waktu yang pas," ucap Ketua DPP Partai Hanura Saleh Husin dalam diskusi di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4/2013).

Menurut Saleh, hingga saat ini, selain mencari tanggal yang tepat, partainya juga masih disibukkan dalam memangkas para pendaftar sampai kuota yang ditentukan.

"Ini kita harus pilih yang terbaik. 1.650 Pendaftar harus kita buat jadi 560. Nantinya ini yang akan kita serahkan ke KPU," tutur Saleh.

Saleh menambahkan, kalau sebagian besar pendaftar caleg Hanura berasal dari kalangan muda. Banyaknya kalangan muda tidak lepas dari magnet yang dihasilkan oleh anggota anyar mereka, Hary Tanoesoedibjo.

"Partai Hanura saat ini sedang digandrungi anak-anak muda pasca-gabungnya Pak HT. Juga dari rombongan eks migrasi besar-besaran dan mayoritas anak-anak muda," paparnya.

Sementara itu, Partai Demokrat sebagai The Ruling Party juga belum mengumpulkan DCS mereka ke KPU, karena tengah menerapkan taktik sepakbola versi Total Football.

Artinya, partai yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu akan menyeleksi caleg lebih ketat agar mendapatkan sosok yang benar-benar berkualitas. Ibarat main bola, semua pemain dapat bermain maksimal.

"Mudah-mudahan kita tidak sampai penghujung (mengumpulkan DCS-nya), tapi memaksimalkan seluruhnya. Seperti main bola, tidak hanya bermain di tengah-tengah saja, kita mau Total Football," ujar Sekertaris Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat Khatibul Umam Wiranu.

Selain itu, Khatibul juga mengungkapkan berkelimpahan pendaftar caleg. "Demokrat itu tidak bikin iklan seperti partai tertentu, kita normatif saja. Tapi memang banyak yang beri respons positif. Dari 1530 sekian (yang mengisi formulir), yang mengembalikan 1200 sekian. Dari 1300 ke 560 hal mudah bagi Demokrat," tutup Khatibul. (Riz)