Sukses

VIDEO: Pemberantasan Premanisme, Berikut Komentar Pilihan Warga

Berikut ini komentar pilihan warga yang dihimpun Liputan 6 SCTV Sabtu (14/4/2013).

Belakangan ini polisi gencar melakukan para preman. Tak hanya di Jakarta, tapi juga di Tangerang, Bekasi dan beberapa kota lainnya. Lalu, akankah razia itu efektif untuk memberi efek jera bagi para preman?

Pekan kedua Maret lalu, polisi dari Polrestro Jakarta Barat meringkus sekitar 50 preman yang kerap meresahkan warga di sekitar Kebon Jeruk, Jakarta  Barat. Meski ada yang sempat melawan, para preman itu akhirnya menyerah.

Namun yang cukup mengejutkan sekaligus melegakan, polisi juga menangkap Hercules yang disebut-sebut sebagai sosok pemimpin para preman itu.

Bukan hanya Hercules dan anak buahnya yang dicokok polisi. 5 April lalu, giliran preman di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan yang diciduk. Mereka ditangkap karena sering meminta uang parkir liar kepada pengunjung GBK, padahal pengunjung sudah membayar parkir resmi.

Di kawasan Tanah Abang Jakarta Pusat, puluhan orang diciduk. Mereka preman bermodus parkir liar dengan tarif tidak wajar, sehingga meresahkan warga. Saat ditangkap, sebagian dari mereka ternyata membawa narkoba. Beberapa pengamen dan anak punk juga ditangkap oleh polisi karena dianggap meresahkan masyarakat.

Dalam waktu hampir bersamaan, razia preman juga berlangsung di luar daerah seperti Semaeang dan Cirebon. Langkah polisi itu dimaksudkan untuk memulihkan rasa aman masyarakat. Lalu apa komentar warga mengenai sepak terjang para preman dan razia untuk memberantas premanisme?

Berikut ini komentar pilihan warga yang dihimpun Liputan 6 SCTV Sabtu (14/4/2013).

1. Premanisme semakin parah.
"Saya aja sebagai orang dari tahun 50-an aman yang aman tenteram, sekarang sudah menakutkan. Sudah seram ya, jadi ya kalau anak-anak perempuan, saya mau lepaskan cucu saya ya enggak berani lah ya. Takut ya, rasanya yaa memanga sudah enggak merasa aman. Apalagi kalau sudah malam-malam," kata ibu bernama Kanti.

2. Polisi angin-anginan.
"Biasanya sih dari pertamanya aja. Polisinya sigap, begitu kesana-sananya biasa lagi tetap. Diusutnya sebentar-sebentar," kata Rendy.

3.  Langkah musiman.
"Dulu sudah pernah sebenarnya (razia preman), kaya musiman. Apabila kejadian, baru ada lagi," kata Hidayat.

Ulah para preman, pemalak, penodong atau apa pun namanya memang sangat meresahkan masyarakat. Celakanya, razia untuk memberantas para preman selama ini terkesan tidak berkesinambungan. Hanya bila ada laporan korban kejahatan, polisi baru bertindak untuk menangkap para preman.

Namun beberapa saat setelah razia, para preman kembali berulagh dan menebar teror di masyarakat. Tampaknya tindakan polisi belum mampu menimbulkan efek jera bagi para preman.

Kira-kira langkah apa yang harus dilakukan oleh polisi agar warga bisa hidup tenang? Berikut beberapa komentar pilihan warga terhadap harapan tersebut.

1. Polisi harus aktif
"Supaya pulih, jangan tidur terus ya," kata Kanti.

2. Aparat harus sungguh-sungguh
"Sebab berkaitan erat dengan masalah kehidupan secara menyeluruh," papar Wayan Sweden.

3. Operasi rutin
"Cuma sebentar (razia), kalo sudah aman ya sudah. Harusnya rutin," tegas Hadi Purnomo.

4. Berantas sampai akar-akarnya
"Semuanya harus bergerak, sikat semuanya," tutur Rina.

Berikut ini liputan kopi pagi selengkapnya.

(Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini