Sukses

Kontras: Polri Harus Buka-bukaan Soal Kasus Hugo's Cafe

Kasus di Hugo's Cafe merupakan muara dari kasus penembakan 4 tahanan di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta.

Kadiv Advokasi Hukum dan HAM Kontras Yati Andriyani mengatakan, pihaknya mendukung Kopassus tetapi bukan yang menghabisi anak negara. Dirinya juga menegaskan ketidakpuasan terhadap hasil temuan Polri perihal pembunuhan anggota Kopassus di Hugo's Cafe yang seolah-olah ditutupi. Padahal, kasus di Hugo's Cafe merupakan muara dari kasus penembakan 4 tahanan di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta.

"Kami mendukung Kopassus, tapi bukan yang melakukan pembantaian. Hasil investigasi berdasarkan pengakuan belum lah cukup. Kepolisian menutup kasus ini, justru kami curiga jangan-jangan ada apa-apa," kata Yati Andriyani, Jakarta, Jumat (12/4/2013).

Presiden SBY, lanjutnya, harus turut mengawal proses hukum yang sedang berlangsung. Seharusnya pemerintah dapat kembali dibentuk Tim Gabungan Pencari Fakta.

"Presiden, MenkumHAM harus mengawal ketat kasus ini. Tim gabungn pencari fakta harusnya bisa dibentuk. Bukan hanya pihak TNI, tapi juga kepolisian," tambahnya.

Dalam kasus penyerangan Lapas Cebongan, pihaknya juga menegaskan, pihak kepolisian harus secara gamblang membuka kejadian pemicu yang terjadi di Hugo's Cafe. "Peristiwa ini harus dilihat, saat dari Polres diambil ke Polda dan lalu ke Cebongan, terlihat ada kesengajaan. Oleh karena itu kepolisian harus melihat. Di Hugo's Cafe ada 10 orang yang datang tapi hanya 4 orang yang kena. Polisi harus menjelaskan ini," tegasnya.

Pihaknya juga menuding polisi menyembunyikan nama 6 orang dari 10 orang yang pada hari itu menemani korban yang merupakan anggota Kopassus Serka Heru Santoso. "Siapa 6 orang yang dimaksud dan menemani Heru Santoso di sana? CCTV sudah diedit bukan yang asli," pungkasnya. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini