Sukses

Keluarga Korban Lapas Sleman Desak Pemerintah Bentuk TPF

TPF yang dibentuk pemerintah itu bisa mengungkap penyerangan yang dilakukan oleh anggota Kopassus tersebut secara independen.

Keluarga korban penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, mendesak pemerintah segera membentuk Tim Pencari Fakta (TPF). Mereka berharap TPF yang dibentuk pemerintah itu bisa mengungkap penyerangan yang dilakukan oleh anggota Kopassus tersebut secara independen.

"Kami berpendapat bahwa peristiwa ini luar biasa, merupakan kejahatan kemanusiaan. Maka perlu dibentuk Tim Pencari Fakta dan independen," kata Vicktor, salah satu keluarga korban, di kantor Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Rabu (10/3/2013).

Kakak kandung korban Yohanes Juan Manbay ini mengatakan bisa menghargai hasil kerja dari Tim Investigasi TNI Angkatan Darat maupun Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Namun, dia melihat ada kesan tidak independen dari tim tersebut.

"Kalau kami melihat secara internal itu, berpotensi adanya interest (kepentingan) dalam penanganan ini. Sehingga kami berpendapat penyerangan itu sebagai kejahatan kemanusian yang membutuhkan penanganan serius, terus kami mendesak agar dibentuk TPF oleh Presiden," ujar Victor.

Kepala Divisi Advokasi Hukum dan HAM Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Yati Andirani yang mendampingi keluarga korban mengatakan, kedatangan mereka ke Kemenkumham ini untuk meminta penjelasan atas tragedi tersebut.

"Secara khusus, meminta agar Kemenkumham meminta kepada Presiden agar membentuk TPF," ungkap Yati.

Tim Investigasi TNI AD menyatakan serangan Lapas Sleman yang menyebabkan terbunuhnya 4 tersangka kasus penusukan Serka Heru Santoso dilakukan oleh 11 anggota Kopassus dari Grup 2 Kandang Menjangan, Kartasura. Para pelaku itu kini tengah menjalani pemeriksaan oleh Polisi Militer.

Para pelaku ini rencananya akan diadili dalam peradilan militer, bukan peradilan umum. Polisi pun juga sudah menyerahkan hasil penyelidikan mereka ke POM TNI. (Eks)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.