Sukses

VIDEO: Kasus Penyerangan Lapas Sleman Dipastikan Segera Rampung

11 Anggota Kopassus dari Grup 2 Kandang Menjangan Kartosuro diperiksa penyidik gabungan Puspom TNI dan Pomdam IV Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

11 Anggota Kopassus dari Grup 2 Kandang Menjangan Kartosuro diperiksa penyidik gabungan Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI dan Polisi Militer Daerah Militer (Pomdam) IV Diponegoro Semarang, Jawa Tengah. Pemeriksaan awal telah dilakukan meliputi pemeriksaan administrasi dan kesehatan.

Jalannya pemeriksaan berlangsung di Markas Detasemen POM (Denpom) Kodam IV Diponegoro, Rabu (10/4/2013). 11 Anggota Kopassus itu dihadapkan kepada 38 orang penyidik, 3 di antaranya didatangkan dari Puspom TNI. Tahapan masih awal penyidikan dan status mereka belum ditetapkan sebagai tersangka.

Diharapkan kasus ini segera rampung dalam waktu singkat. "Jadi tidak ada target misalnya 1 minggu, 2 minggu, pokoknya sesingkat-singkatnya," jelas Kapendam IV Diponegoro Kolonel Infanteri Widodo Raharjo.

Selain memeriksa ke-11 prajurit, penyidik juga meminta keterangan petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dijadwalkan pula pemeriksaan terhadap 31 tahanan Lapas Cebongan.

Mantan Pangdam IV Diponegoro Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso siap memberikan keterangan terkait penyerangan di Lapas II B Cebongan. Dia juga siap bertanggung jawab untuk anak-anak buahnya.

"Tanggung jawab, tanggung jawab, tanggung jawab. Jadi, semua yang terjadi itu tanggung jawab saya," kata Hardiono di Jakarta, Selasa 9 April lalu.

Meski demikian, Hardiono menolak untuk berkomentar lebih banyak terkait serangan yang dilakukan oleh 11 anggota Kopassus dari Grup 2 Kandang Menjangan Kartasura yang menewaskan 4 tahanan Polda DIY yang dititipkan di Lapas Sleman.

Ketua Tim Investigasi TNI AD Brigjen TNI Unggul K Yudhoyono, pada Kamis 4 April lalu mengungkapkan ada 11 oknum anggota Kopassus dari Grup II Kandang Menjangan Kartosuro, yang terlibat pada penyerangan di LP Cebongan yang menewaskan 4 tahanan, Sabtu 23 Maret dini hari.

Tindakan penyerangan itu, menurut Unggul, dilakukan secara reaksi dan spontan sebagai konsekuensi meninggalnya anggota Kopassus Serka Heru Santoso pada 19 Maret lalu, dan pembacokan mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono oleh para preman Yogyakarta.(Ais)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini