Sukses

PGI: Pendeta Tak Boleh Jadi Timses di Pemilu

Dikhawatirkan, proses ibadah di dalam gereja akan terganggu.

Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Pendeta Andreas A Yewangoe meminta agar seluruh pendeta yang memimpin gereja untuk tidak menjadi anggota pemenangan pemilu atau tim sukses salah satu partai politik. Dikhawatirkan, proses ibadah di dalam gereja akan terganggu.

"Kenapa tidak boleh? Karena jadi tim sukses itu gajinya lebih besar daripada khutbah," ujar Andreas bernada gurau di kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jakarta, Selasa (9/4/2013).

Andreas mengatakan, jika seorang pendeta menjadi salah satu tim pemenangan pemilu suatu parpol, di setiap khutbahnya akan menganjurkan memilih seperti salah satu pasangan presiden, wakil presiden atau juga caleg tertentu.

"Jelas, ini akan mengganggu proses peribadatan yang tengah berlangsung," ujarnya.

Terlebih lagi, lanjut Andreas, tidak semua janji-janji yang diberikan setiap calon anggota legislatif maupun calon presiden atau wakil presiden akan ditepati. Yang ada justru akan melemahkan gereja di mata masyarakat khususnya umat pengikut gereja itu sendiri.

"Untuk itu saya mengimbau agar pendeta tidak usah ikut menjadi tim sukses pemenang pemilu," tegasnya.

Ia menambahkan, belakangan ini banyak politisi yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golonganya. Maka itu, dia mengimbau kepada kristiani untuk lebih cerdas dan cermat melihat calon pemimpin dalam Pemilu nanti. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.